Mohon tunggu...
Ach Wildan Al Faizi Al Madury
Ach Wildan Al Faizi Al Madury Mohon Tunggu... -

Lahir di Kabupaten Sumenep Madura pada tanggal 07 Februari 1990. menempuh pendidikan MI, MTs dan MA di Al Karimiyyah Sumenep. kemudian melanjutkan ke perguruan tinggi di kota malang tepatnya di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. selama kuliah di malang, ikut terlibat dalam beberapa organisasi seperti PMII, IPNU, HMJ dan juga BEM UIN Malang. saat ini tercatat sebagai Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah program magister.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Banjir Menghantam Desa Beraji

22 Januari 2014   10:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:35 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di awal tahun baru 2014 bencana alam menimpa di berapa daerah. Bencana ini seakan-akan menjadi kado tahun baru untuk Indonesia. meletusnya gunung Sinabung di Sumatra, banjir Manado, termasuk juga banjir di Ibu Kota Jakarta adalah salah satu daerah yang tertimpa bencana alam. Selain daerah itu bencana banjir juga menimpa di beberapa daerah di Indonesia salah satunya di Desa Beraji Kecamatan Gapura kabupaten Sumenep Madura.

Iya, Rabu 22 Januari 2013 menjadi hari bersejarah bagi masyarakat desa Beraji. Karena bertepatan dengan hari itu. Banjir datang secara tiba-tiba mengenai desa yang berbatasan dengan kecamatan Kota Sumenep. Desa ini tepat berada di pinggiran sungai dan kali (shok-shok) serta di hiasi dengan indahnya persawahan.

Sejak Selasa malam hujan turun dengan deras. Akibatnya air sungai meluap serta kali yang berada di pinggiran desa juga ikut mengalir sampai menimpa kawasan desa. Air kiriman dari kawasan utara yang merupakan dataran tinggi terus mengalir deras ke arah desa dan persawahan. Dengan adanya Luapan Sungai ini, mengakibatkan beberapa jalan perkampungan tidak dapat dilewati oleh kendaraan bermotor.

Situasi tersebut membuat ratusan warga berkumpul untuk menonton fenomena banjir ini. Bencana banjir menjadi tontonan gratis bagi warga setempat. Mulai dari anak-anak sampai ke orang dewasa pun ikut menjadi saksi bisu. Bahkan sebagian dari mereka ikut mengabadikan dengan menggunakan kamera maupun Hanphone.

Akibatnya, warga sekitar tak lagi melakukan aktifitas seperti biasanya. Pasar jengara misalnya yang setiap pagi ramai terlihat sepi, beberapa sekolah yang ada di desa  juga terlihat libur. aktifitas petani pun juga ikut terhenti mengingat sawah mereka menjadi korban hantaman banjir.

Dengan melumpuhnya aktifitas warga, tentunya menjadi PR (pekerjaan rumah) tersendiri bagi seluruh masyarakat khususnya pemerintah setempat. Kita tau selama ini desa Beraji tidak pernah mengalami bencana banjir seperti ini. Banjir ini adalah pertama kalinya melanda desa beraji. Tentunya kita bisa mengambil hikmah dari peristiwa tersebut sebagai pembelajaran untuk ke depannya.

Terjadinya Banjir selain karena derasnya hujan, juga di sebabkan karena kelalaian dari manusia itu sendiri. Salah satu dosa manusia yang mengibatkan datangnya bencana banjir adalah membuang sampah sembarangan dan maraknya pengerukan batu/tanah di pinggiran sungai. Selain dari itu, dengan datangnya musim hujan Pihak Pemerintah harus turun tangan untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan.

Menurut pantauan saya, beberapa bangunan Insfratruktur sepajang sungai ini sudah mulai kerepos. Bendungan yang ada juga sudah tak berumur. Beberapa jempatan juga sudah mulai rusak. selain itu, Masyarakat juga harus sadar kalau membuang sampah ke sungai dan kali menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir. Masyarakat juga harus di sadarkan kalau pengerukan tanah sembarangan juga berdampak negatif terhadap lingkungan dan bisa menimbulkan datangnya banjir. Tentunya kalau hal semacam ini tetap dibiarkan dan tidak ada kesadaran dari masyarakat. Maka akan tidak mungkin banjir yang lebih besar kembali melanda desa ini. semoga bermanfaat..!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun