Mohon tunggu...
Hikmah lycium
Hikmah lycium Mohon Tunggu... Mahasiswa - Adriantara

Lihat amati & taklukkan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ilmu Kalam dan Perannya dalam Pembentukan Keyakinan serta Pandangan Dunia

9 Oktober 2024   07:47 Diperbarui: 9 Oktober 2024   07:49 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Ilmu kalam adalah ilmu yang mempelajari berbagai aspek keyakinan tanpa terikat atau mengikat diri pada satu keyakinan tertentu. Walaupun demikian, ilmu kalam lebih sering terfokus pada keyakinan dalam Islam. Tujuan utama dari ilmu kalam adalah untuk mengkaji dan memahami keyakinan melalui pendekatan rasional dan argumentatif. Ilmu ini juga berfungsi sebagai alat untuk menguji dan menganalisis keyakinan yang ada, baik yang sudah diyakini secara luas oleh masyarakat maupun yang masih dalam perdebatan di kalangan ilmuwan.

Salah satu hasil penting dari ilmu kalam adalah terbentuknya pandangan dunia yang didasarkan pada pengetahuan yang diperoleh melalui analisis rasional terhadap keyakinan-keyakinan tersebut. Melalui perdebatan dan diskusi yang dilakukan oleh para pemikir, lahirlah pemahaman yang lebih dalam tentang keyakinan, sehingga manusia bisa membangun pandangan dunia yang lebih kokoh dan terstruktur berdasarkan pengetahuan yang sahih.

Kualitas keyakinan seseorang sangat berpengaruh terhadap seberapa kuat ia mengetahui apa yang ia yakini. Seseorang yang memiliki pengetahuan mendalam akan lebih teguh dalam keyakinannya dan lebih mampu menghadapi berbagai pertanyaan serta keraguan. Ini karena pengetahuan yang berkualitas membentuk dasar keyakinan yang kuat, yang di mana dapat mempengaruhi tindakan dan sikap seseorang dalam menjalani kehidupannya.

Pandangan dunia seseorang, cara ia memandang realitas di sekitarnya ditentukan oleh kualitas ilmu dan keyakinan yang dimilikinya. Ada orang yang memandang dunia hanya sebatas materi yang bisa diobservasi secara empiris, sementara ada pula yang meyakini bahwa ada realitas yang melampaui apa yang bisa ditangkap oleh pancaindra. Mereka yang meyakini aspek-aspek spiritual akan cenderung melihat dunia dengan perspektif yang lebih dalam, yang tidak hanya berdasarkan pada fakta empiris, tetapi juga pada kesadaran spiritual yang berakar pada pengetahuan.

Oleh karena itu, kesadaran diri menjadi sangat penting agar manusia peka terhadap fenomena yang terjadi di sekitarnya. Tanpa kesadaran ini, manusia cenderung terpengaruh oleh lingkungannya tanpa menyaring mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang bisa diikuti dan mana yang tidak seharusnya diikuti. Dengan memiliki kesadaran yang dipandu oleh pengetahuan, seseorang dapat menilai dan menyaring informasi yang ia terima dari lingkungannya, sehingga dapat mengambil tindakan yang lebih bijak di dalam tindakan praktis nya.

Urgent nya ilmu pengetahuan dalam konteks ini adalah agar manusia mampu menyaring pemaknaan terhadap realitas kehidupannya dengan pengetahuan. Ketika seseorang memiliki pengetahuan yang benar, ia mampu melihat realitas dengan lebih jernih dan tidak terjebak dalam kesalahpahaman atau penilaian yang keliru. Pengetahuan yang baik akan menyaring segala hal yang masuk ke dalam jiwa, sehingga yang hadir di dalam diri adalah kebersihan dari pikiran dan hati.

Jiwa yang bersih dari pikiran negatif atau keyakinan yang salah akan menghasilkan tindakan yang benar dan terarah. Sebaliknya, jika jiwa manusia dipenuhi oleh hal-hal negatif atau keyakinan yang keliru, maka tindakan yang dihasilkan juga akan mencerminkan kekotoran tersebut. Jiwa yang tidak murni akan menghalangi manusia untuk mencapai kesempurnaan dirinya sebagai makhluk yang berpikir dan berakal.

Oleh karena itu, menjaga kebersihan jiwa dengan menyaringnya melalui ilmu pengetahuan adalah hal yang esensial. Dengan demikian, manusia dapat menjalani proses menuju kesempurnaan diri tanpa terhalang oleh pengaruh buruk.

S"Adrian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun