Mohon tunggu...
Hikmah lycium
Hikmah lycium Mohon Tunggu... Mahasiswa - Adriantara

Lihat amati & taklukkan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Logika sebagai Akar dalam Berfikir

2 Oktober 2024   17:26 Diperbarui: 2 Oktober 2024   17:52 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berpikir adalah aktivitas mental di mana akal manusia mengolah informasi yang sudah diketahui untuk memahami hal-hal yang belum diketahui. Dalam proses ini, akal bekerja dengan menggunakan pengetahuan yang ada (informasi) sebagai dasar untuk menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah baru (misteri). Berpikir tidak hanya sekadar mengingat apa yang kita ketahui, tetapi juga melibatkan proses aktif untuk menemukan pengetahuan baru dengan menghubungkan informasi yang kita miliki dengan hal-hal yang belum kita pahami.

Informasi yang kita miliki berasal dari pengalaman, pendidikan, atau dari proses berpikir sebelumnya. Misalnya, kita tahu bahwa air mendidih pada suhu tertentu, dan ini adalah informasi yang telah kita peroleh dari pengamatan atau pelajaran sebelumnya. Namun, ketika kita dihadapkan pada situasi baru, seperti memahami mengapa air mendidih lebih cepat di dataran tinggi, kita perlu menggunakan informasi lama ini untuk menjawab misteri baru. Misteri ini menjadi pemicu bagi akal untuk mulai bekerja, mencari hubungan antara pengetahuan lama dan pertanyaan baru yang muncul.

Dalam proses berpikir, akal tidak bekerja sendirian. Ia sangat bergantung pada indera kita untuk memperoleh data dari dunia luar. Indera, seperti mata untuk melihat atau telinga untuk mendengar, memberikan kita informasi tentang dunia di sekitar kita. Dari sinilah pengetahuan awal berasal. Misalnya, kita melihat banyak burung terbang dan mendengar kicauan mereka. Indera memberikan data ini ke akal, yang kemudian mengolahnya menjadi pengetahuan. Dari banyaknya burung yang kita lihat, akal mulai memahami konsep "burung" sebagai hewan bersayap yang bisa terbang, meskipun setiap burung mungkin memiliki perbedaan dalam warna atau ukuran.

Akal kita melakukan proses yang disebut abstraksi, yaitu menyaring sifat-sifat umum dari banyak hal yang spesifik dan menghasilkan konsep yang lebih umum. Abstraksi adalah cara akal kita untuk menyederhanakan informasi dan membentuk pemahaman yang lebih universal. Misalnya, kita bisa melihat berbagai jenis kursi ada kursi kayu, kursi plastik, kursi sofa tetapi akal kita mampu membuat konsep "kursi" yang mencakup semua jenis kursi ini. Konsep ini membantu kita memahami dunia dengan cara yang lebih terstruktur dan tidak terfragmentasi oleh detail kecil yang tidak perlu.

Namun, penting untuk diingat bahwa kualitas pengetahuan yang dihasilkan oleh akal sangat tergantung pada kesehatan dan fungsi indera serta kemampuan berpikir kita. Jika indera kita rusak, seperti mata yang tidak bisa melihat dengan jelas, maka informasi yang diterima akal juga akan terdistorsi, dan pengetahuan yang dihasilkan akan kurang akurat. Begitu pula, jika proses berpikir kita dipengaruhi oleh prasangka atau logika yang salah, hasil pengetahuan yang kita peroleh bisa salah atau menyesatkan.

Oleh karena itu, agar akal bisa berpikir dengan benar, diperlukan dua hal penting: kaidah logika dan materi berpikir. Yang dimana Logika adalah aturan yang mengarahkan proses berpikir kita agar sesuai dengan kaidah yang benar. Dengan logika, kita bisa memastikan bahwa kesimpulan yang kita buat berdasarkan fakta adalah benar. Sebagai contoh, jika kita tahu bahwa "semua manusia bernapas" dan "Socrates adalah manusia", maka dengan logika kita bisa menyimpulkan bahwa "Socrates juga bernapas". Di sisi lain, materi berpikir adalah bahan atau informasi yang kita gunakan sebagai dasar dalam berpikir. Tanpa informasi yang cukup, akal kita tidak akan memiliki bahan untuk diproses, sehingga berpikir menjadi tidak produktif.


Pengetahuan yang dihasilkan dari proses berpikir ini bukan hanya untuk disimpan dalam pikiran kita, tetapi juga mempengaruhi tindakan kita dalam kehidupan sehari-hari. Setelah akal menghasilkan pemahaman yang benar tentang sesuatu, pemahaman ini akan diterapkan dalam tindakan praktis. Misalnya, setelah kita memahami bahwa api panas dan bisa membakar, kita akan berhati-hati untuk tidak menyentuh api secara langsung. Ini menunjukkan bahwa pengetahuan yang kita peroleh dari berpikir juga memiliki dampak pada cara kita bertindak dan membuat keputusan.

Jadi Berpikir adalah proses dinamis di mana akal kita menghubungkan informasi yang sudah ada dengan misteri yang belum diketahui untuk menghasilkan pengetahuan baru. Proses ini melibatkan kerja sama antara indera dan akal, serta menggunakan logika dan materi berpikir untuk mencapai pemahaman yang benar. Pengetahuan yang dihasilkan dari berpikir bukan hanya berfungsi untuk pemahaman teoretis, tetapi juga memandu tindakan kita dalam kehidupan sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun