Mohon tunggu...
6143 Alfida Salma Eka Ardianti
6143 Alfida Salma Eka Ardianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Bismillah

Mahasiswa UIN WS.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gairah Kerupuk Usek yang Tak Lekang oleh Pandemi

12 November 2021   23:44 Diperbarui: 12 November 2021   23:48 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tanggal 8 November 2021. Beberapa anggota dari KKN RDR angkatan 77 berkunjung ke Pabrik Kerupuk Usek di Desa Sarirejo, Kendal. Kunjungan ini memang merupakan salah satu bentuk program kerja dari kelompok 115. Kunjungan ini dilaksanakan pada siang hari tepatnya pukul 09.00 WIB sampai selesai. Tujuan diadakannya kunjungan ini adalah untuk melihat kegiatan ekonomi dimasa pandemi covid-19. 

Pandemi covid-19 tidak menghalangi proses produksi pada pabrik kerupuk Usek ini. Proses produksi tetap berjalan dan dimulai pada pukul 07.00 WIB sampai 12.00 WIB. Pemilik pabrik kerupuk Usek ini adalah Bapak Roni yang merupakan warga asli desa Sarirejo, Kendal. Awalnya, beliau merintis usaha pembuatan kerupuk Usek ini dari kecil hingga besar seperti sekarang. Beliau menjalankan pabrik kerupuk Usek ini sudah lebih dari 25 tahun. Berwirausaha memang telah menjadi darah di dalam keluarga Bapak Roni. 

"Dulu bapak masih pedagang kecil mba. Nguleni sendiri, goreng sendiri, dan bungkusin sendiri sampai sekarang bapak punya pabrik sendiri. Bapak memang anak dari pedagang sembako gitu dari dulu memang sudah ada jiwa berwirausaha dari orang tua bapak." tutur Kak Dian (Anak pertama dari Bapak Roni). 

Bahan utama yang di perlukan dalam membuat kerupuk Usek ini adalah tepung tapioka dan tepung terigu. Proses pembuatan cukup sederhana. Pertama, tepung terigu tapioka Dan pewarna makanan secukupnya diuleni hingga kalis.  

Kedua, adonan kerupuk yang sudah kalis dibentuk seperti mie dengan ketebalan tertentu dan dibentuk seperti love yang disilangkan pada kedua ujungnya jangan lupa apa adonan yang sudah dibentuk ditata dalam wadah anyaman bambu. 

Ketiga kerupuk yang telah dibentuk dikukus beberapa menit hingga matang. Keempat kerupuk dijemur dibawah terik sinar matahari sampai kering. Kelima, kerupuk dibumbui dan dijemur kembali. Keenam kerupuk digoreng dengan minyak goreng atau pasir khusus. Dan yang terakhir proses pengemasan. 

Dalam pemasarannya, kerupuk usek yang diproduksi oleh Bapak Roni dan karyawannya dijual ke berbagai daerah seperti kota Semarang, Weleri,.Kendal bahkan hingga Temanggung. Jika musim hujan tiba pabrik kerupuk usek dan dimiliki oleh Bapak Roni cenderung tidak berproduksi lantaran dalam salah satu bagian dari proses produksi si masih bergantung pada sinar matahari yaitu proses penjemuran.Namun proses pemasaran dan penjualan tetaplah berlangsung karena sesuai dengan penuturan Kak Dian kerupuk usek kering yang diproduksi di musim kemarau juga akan disimpan sebagai bahan persediaan untuk musim penghujan.

"Kalau musim hujan biasanya Bapak tidak produksi Mbak. Karenakan sinar mataharinya tidak tertarik. Jadi proses penjemuran susah. Mangkanya Bapak biasanya sudah sedia stok khusus untuk musim penghujan jadi kalau ada yang mau beli barangnya tetap ada." ujar Kak Dian yang diwawancarai pada tanggal 8 November 2021. 

Melihat pabrik kerupuk yang tetap berproduksi walaupun di masa pandemi sekalipun. Dapat dilihat bahwa tidak seluruh sektor kegiatan ekonomi mengalami kelumpuhan. Sektorekonomi dalam hal jual beli bahan pangan masih tetap berjalan dan bahkan bertumbuh. Hal ini dapat dilihat bahwa pandemi membuat beberapa pelaku usaha menciptakan suatu terobosan baru dalam sektor makanan. Makanan dan bahan pangan lainnya merupakan suatu kebutuhan pokok yang akan tetap dibutuhkan bagi masyarakat Indonesia. Kerupuk telah menjadi bagian penting dalam menyantap makanan. Tak lengkap apabila kerupuk tidak ada. Oleh karena itu sekalipun pandemi covid 19 melanda, kerupuk tetap tak tertinggal kan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun