Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Kepada Yth. Bapak Presiden RI
Mendengar himbauan Bapak supaya kami para guru (terutama Guru TIK) untuk ikut andil mendampingi anak-anak di negeri ini agar dapat menggunakan sosial media dengan baik, setelah mendapatkan ancaman dari seorang anak berusia 16 tahun. Terkait dengan hal tersebut saya mohon dengan segala hormat agar Bapak berkenan untuk meninjau ulang peraturan yang mengatur pelaksanaan pendidikan di negeri ini yang sudah menghilangkan kesempatan anak-anak kita untuk belajar ICT (TIK) di sekolah.
Melihat pelaku adalah seorang anak di bawah umur, yang nampaknya bukan berasal dari keluarga miskin dan bukan dari keluarga yang berlatar pendidikan rendah. Hal seperti itu membuat saya beranggapan bahwa tingkat kemapanan atau tingkat pendidikan orang tua tidak menjamin perilaku anaknya akan memahami bagaimana beretika di sosial media.
Lalu bagaimana dengan mereka yang secara sosial ekonomi lebih rendah dibanding mereka? Semoga saja fenomena perilaku kurang beretika di sosial media ini bukanlah Fenomena Gunung Es.
Saya berdo'a semoga Fenomena tersebut tidak terjadi karena lebih banyak anak-anak kita dengan pemahaman terhadap ICT yang menurut beberapa pihak sudah dinilai sangat maju dan ICT bisa dipelajari secara otodidak sejak usia kanak-kanak ini sehingga tidak perlu lagi belajar ICT di sekolah karena ICT sudah menjadi Digital Native yang seringkali dibahas di beberapa forum untuk menolak Mengembalikan Mata Pelajaran TIK (ICT) ke dalam Kurikulum Pendidikan.
Seandainya Bapak ada waktu, sempatkanlah kunjungi kami di Sekolah. Kami tunggu blusukannya supaya Bapak mengetahui secara langsung masihkah ada Guru TIK di Sekolah yang mengajar Mata Pelajaran TIK/ICT? Kami tidak ingin hanya membimbing dan selebihnya membiarkan mereka belajar sendiri, tetapi kami ingin terus mendidik mereka secara berkelanjutan.
Bila Bapak tidak segera mengambil kebijakan yang tepat, dan anak-anak di negeri ini dibiarkan menjadi teroris-teroris kecil yang dengan bebas berekspresi tanpa berpikir panjang leluasa mengancam Presidennya dijadikan bahan keisengan. Mereka akan menjadi Bom waktu yang akan menghancurkan negeri ini dengan ketidaktahuannya beretika. Sehingga proses pembentukan Generasi Emas yang Bapak programkan akan semakin sulit terwujud untuk semua anak di negeri ini.
Insya Allah kami siap kembali ke kelas, memberikan kontribusi terbaik kami dengan pengetahuan kami yang selalu disesuaikan dengan perkembangan ICT terbaru sehingga mampu membentuk anak-anak yang berkarakter dan menguasai ICT sehingga tidak menjadi Generasi Iseng belaka.
Besar harapan saya agar Bapak dan Instansi terkait membuat kebijakan untuk segera mengembalikan TIK menjadi Mata Pelajaran pada kurikulum pendidikan di negeri ini.
Demikian saya sampaikan, semoga Bapak sempat membacanya di sela kesibukan yang luar biasa.