Ada pepatah yang mengatakan bahwa rumah adalah tempat berlindung dari segala macam badai, hal tersebut sangat erat hubungannya bahwa tempat tinggal atau rumah merupakan hal yang penting bagi setiap orang.
Apalagi dizaman seperti ini, yaitu semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk dan lahan yang semakin sempit namun permintaan akan hunian yang semakin meningkat. Bagi sebagian orang memiliki hunian adalah hal yang sangat diimpikan, meskipun didapatkannya hunian dengan membayar secara kredit, dibandingkan dengan membayar sewa yang cukup mahal.
Masyarakat Indonesia sendiri mayoritas menganggap bahwa memiliki rumah jika ia memiliki tanah. Sehingga banyak masyarakat Indonesia yang kurang nyaman tinggal di rumah vertikal seperti rusunawa. Padahal dengan adanya rumah vertikal dapat mencegah sempitnya lahan hunian.
Hal ini tak jarang membuat beberapa investor semakin gencar membangun perumahan untuk ditinggali masyarakat, namun para investor tidak memikirkan jangka panjang dari pembangunan tersebut karena sekarang seiring dengan berjalannya waktu area persawahan atau perkebunan mulai di alih fungsikan menjadi lahan perumahan, dikarenakan tingginya permintaan rumah.
Kegiatan tersebut tidak diimbangi dengan penggantian lahan baru untuk persawahan atau perkebunan, jadi tidak dapat dipungkiri jika beberapa puluh tahun lagi sawah mulai menjadi hal yang langka atau susah ditemui.
Hal tersebut juga terjadi di salah satu kota kecil Provinsi Jawa Timur yaitu Kota Probolinggo. Meskipun kota kecil, namun disini tak jarang ada pembangunan-pembangunan perumahan dengan cara alih fungsi lahan.
Di salah satu wilayah terdapat lapangan yang berada tepat berdampingan dengan sawah yang cukup luas, namun akhir-akhir ini sawah tersebut telah dialih fungsikan menjadi perumahan. Hal tersebut dapat merugikan bagi sebagian orang, salah satunya orang yang bekerja sebagai buruh tani yang tidak memiliki lahan sendiri. Sebaliknya penduduk setempat yang memiliki sawah disana pasti akan tergiur dengan uang yang ditawarkan.
Selain peralih fungsian lahan menjadi perumahan, terdapat perumahan yang sepi peminat. Hal tersebut dikarenakan lokasi yang digunakan untuk pembangunan tidak strategis. Perumahan tersbeut dibangun berada di dalam jalan yang tidak banyak orang tahu keberadaanya.
Selain itu dengan lokasi yang tidak strategis perumahan yang ditujukan untuk masyarakat menengah kebawah itu tergolong cukup mahal untuk ukuran yang tidak terlalu luas dan bangunan yang belum 100% jadi.
Adanya perumahan tersebut juga tetap saja berpengaruh terhadap kurang tersedianya lahan, karena jika perumahan tersebut tidak dibangun maka masih ada sisa lahan untuk wilayah lain misalnya menggantikan lahan persawahan yang sudah di alih fungsikan.
Jika kegiatan pengalih fungsian lahan persawahan menjadi perumahan terus menerus dilakukan akan berdampak pada asrinya wilayah itu sendiri dan juga pasokan bahan pangan yang akan terus menurun.