Mohon tunggu...
ANNISA NUR AZIZA
ANNISA NUR AZIZA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Taruna Politeknik Ilmu Pemasyarakatan

Taruna Politeknik Ilmu Pemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

KKN

Kuliah Kerja Nyata: Ketika Mimpi Berhadapan dengan Realita

16 Juni 2024   17:10 Diperbarui: 16 Juni 2024   17:12 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KKN. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah salah satu babak dalam kehidupan mahasiswa yang penuh dengan cerita-cerita menarik, menggelikan, dan terkadang memalukan. Seperti menyelami dunia baru, KKN menyajikan tantangan yang tak terduga bagi setiap peserta. Ini adalah kisah tentang sekelompok mahasiswa dari Universitas Pembangunan Angkasa Raya (UPAR) yang menjalani KKN mereka di Desa Sukamaju, sebuah desa yang tidak terdapat di Google Maps.

Proses memilih lokasi KKN adalah bagian yang paling menentukan. Para mahasiswa UPAR, yang lebih sering berurusan dengan WiFi kencang dan kopi mahal di kafe, mendapati diri mereka harus tinggal selama dua bulan di desa yang bahkan tidak dikenal oleh satelit. Setelah melakukan "pemungutan suara" yang lebih mirip arisan, akhirnya diputuskan bahwa mereka akan berangkat ke Desa Sukamaju.

Perjalanan menuju Desa Sukamaju penuh dengan drama. Dimulai dari bus yang mogok di tengah hutan, hingga berurusan dengan sopir yang lebih berpengalaman dalam balapan liar daripada mengemudi dengan aman. Namun, setelah menempuh perjalanan panjang dan melelahkan, mereka akhirnya sampai di Desa Sukamaju. Mereka disambut dengan meriah oleh Pak Lurah dan segenap warga desa yang tampaknya sudah menunggu kedatangan para 'penyelamat' ini selama bertahun-tahun.

Hari pertama di desa diwarnai dengan kehebohan. Mulai dari Reza, mahasiswa Teknik Sipil yang ternyata alergi dengan ayam kampung, hingga Siska, mahasiswa Sastra yang ketakutan melihat kodok sebesar kepalan tangan. Belum lagi Andi, mahasiswa Ilmu Komputer, yang mencoba mencari sinyal WiFi seperti mencari harta karun. Mereka segera menyadari bahwa hidup di desa bukanlah perkara mudah.

Tugas pertama mereka adalah mengadakan penyuluhan tentang sanitasi. Awalnya, semua berjalan lancar sampai Dina, mahasiswa Kesehatan Masyarakat, menggunakan alat peraga berupa toilet duduk yang malah membuat warga kebingungan. "Kenapa harus duduk, Nak? Apa tidak sakit nanti?" tanya salah satu warga dengan penuh heran. Situasi ini berubah menjadi sesi tanya jawab yang kocak dan membuat semua tertawa.

Tidak semua berjalan mulus. Suatu hari, mereka dihadapkan pada masalah irigasi yang membingungkan. Para mahasiswa Teknik Sipil mencoba mencari solusi, sementara mahasiswa lain membantu semampu mereka. Kehebohan terjadi ketika mereka harus mengecek pipa irigasi di bawah terik matahari. Farhan, mahasiswa Fisika, tersesat di sawah dan hampir dianggap hilang oleh tim SAR lokal.

Interaksi dengan warga desa adalah bagian yang paling menarik. Ternyata, Pak Lurah memiliki koleksi cerita rakyat yang sangat kaya dan sering menceritakannya pada malam hari. Sementara itu, Bu Lurah terkenal dengan keterampilannya membuat kue tradisional yang lezat. Para mahasiswa sering menghabiskan waktu di rumah Pak Lurah, belajar banyak tentang budaya dan kearifan lokal yang selama ini hanya mereka baca di buku teks.

KKN tidak lengkap tanpa adanya bumbu romansa. Cerita cinta segitiga antara Budi, mahasiswa Ekonomi, dengan Ratna dan Siti, dua gadis desa, menjadi buah bibir. Setiap malam, teman-temannya menggodanya tanpa henti, menciptakan suasana yang penuh tawa. Namun, ternyata Budi lebih tertarik dengan menyelesaikan laporan keuangan desa daripada urusan cinta, yang membuat semuanya merasa sia-sia telah menggodanya.

Menjelang akhir KKN, para mahasiswa mulai merasakan campur aduk perasaan. Mereka merasa senang karena akhirnya bisa kembali ke peradaban modern, tapi juga sedih meninggalkan desa yang sudah menjadi rumah kedua. Hari terakhir di desa diisi dengan pesta perpisahan yang meriah. Ada lomba tarik tambang, panjat pinang, dan tentu saja pesta makan-makan yang tak terlupakan.

Kepulangan ke kota penuh dengan kenangan. Mereka membawa serta pengalaman berharga, cerita lucu, dan pelajaran hidup yang tidak akan pernah mereka lupakan. Meski awalnya mereka menganggap KKN sebagai beban, akhirnya mereka menyadari betapa berharganya momen-momen tersebut. Desa Sukamaju tidak hanya menjadi tempat mereka melakukan KKN, tetapi juga bagian penting dalam perjalanan hidup mereka.

Setelah kembali ke kampus, cerita tentang KKN di Desa Sukamaju menjadi legenda. Para mahasiswa tersebut menjadi lebih dari sekadar teman, mereka menjadi keluarga. Mereka belajar bahwa di balik segala keterbatasan, ada kebahagiaan yang sederhana dan tulus. Dan meskipun kehidupan di desa jauh dari kemewahan, kebersamaan dan keramahan warga Desa Sukamaju memberikan pelajaran tentang nilai-nilai kehidupan yang sebenarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten KKN Selengkapnya
Lihat KKN Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun