di perbaringan terkahir,aku tumpah ruahkan rasa lelah yang membebani raga ini
bersandarkan kardus kumuh dan potongan potongan kertas terurai berai
seekor kecoa, datang mendekat memberi sambutan kegembiraan tak ternilai
namun kenapa kau lari terbirit birit seakan takut aku akan memangsa,
kesinilah kawan,mari kita nikmati malam ini,
kita senasib,
mendekatlah!!!
terima kasih, hanya kaulah yang peduli,
kau teman terbaikku,selalu menyambut kedatanganku, yang selalu tak ada yang peduli dengan keluh kesahku.
hanyakau teman malamku.
tapi maaf,hanya secuil roti ini yang aku punya, mari kita makan berdua.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!