Mohon tunggu...
rohman priandi
rohman priandi Mohon Tunggu... -

aku hanya untuk negeri tercinta

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ikan Hiasku Ikan Asin

3 April 2011   06:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:10 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

teringat cerita mama tadi pagi sewaktu goreng ikan asin,,,

Pagi itu andi di ajak mama pergi ke sebuah toko tradisional untuk membeli sayur dan perlengkapan dapur. andi yang selalu di gandeng mama saat mama berbelanja,andi selalu tengak tengok kanan kiri melihat situasi pasar yang begitu rame para penjual yang menawarkan barang dagangnya, dan pembeli yang mondar mandi memadati pasar. Setelah beberapa lama mama berbelanja sayur dan tak ada yang kelupaan, akhirnya mama mengajaku di sebuah toko  peratan dapur untuk membeli sepatula dan toples kaca untuk tempat hiasan bunga di rumah. Di saat mama sedang melihat lihat barang yang mau di beli aku keluar toko itu karena penasaran kenapa di toko sebelah tempat mama belanja ada rame seorang bapak melongok dengan tubuh agak merunduk seakan mengamati sesuatu dan seorang anak laki laki sepantaranku menunjuk di sebuah kotak kaca.akupun makin penasaran, aku mendekat ke toko itu aku lihat di toko itu banyak sekali kaca kotak kotak yang tertata rapi di sebuah meja panjang yang di dalamnya ada banyak sekali ikan yang  berwarna warni begitu menarik. Aku lihat ada seorang anak sedang di gandeng bapaknya dan tangan kirinya membawa sebuah kantong plastik yang di dalamnya ada 2 ikor ikan menari nari di dalam plastic itu.

Aku menyusul ibuku yang ada di toko sebelah ternyata ibu sudah selesai membeli sepatula dan toples kaca. Aku ajak ibu untuk melihat ikan ikan yang ada di toko sebelah dengan menyeret bajunya dengan aga memaksa.

‘’mamaaa,,!! aku pengan ikan itu’’katanya, dengan nada memohon dan menunjukan se ekor ikan yang berwarna kemerahan beleng belang putih,

‘’ jangan andi!!!, entar mati lagi,kaya waktu itu’’mama melarang andi.

Andi ingat bahwa pernah memelihara ikan mujaer berwarna hitam  kecoklatan yang di bawa ayah dari hasil mancing,yang di pelihara di sebuah ember, dan akhirnya setelah beberapa hari ikan itu mati, andi sangat sedih, karena ikan yang di sayangi mati,tak bergerak lagi. padahal sudah di beri makan tiap hari dan di angkat dari air dan di elus elus di kecup kecup ikan itu lalu di masukin ke dalam air lagi.

Tapi beda dengan ikan yang di toko ini bentuknya lucu badan gemuk pendek perutnya besar dan warnanya indah sekali berwana warni,andi ingin sekali memiliki ikan itu.

Maa,,beliin satu ya?’’ rintih andi,

Tapi mama malah acuh dan mengajak andi meninggalkan toko itu.

Maa,,!!! aku pengen di beliin satu ikan itu’’kan mama tadi dah janji ingin membelikan andi sesuatu kalau andi tidak bandel di pasar,

Iya,,!! tapi jangan ikan ya, yang lain aja?’’ bujuk mama merayu,,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun