Mohon tunggu...
Dzulfiqar Muhammad
Dzulfiqar Muhammad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Stiba Arrayah

Serupa daun,kitapun gugur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemuda Zaman Now

31 Maret 2021   19:47 Diperbarui: 31 Maret 2021   19:59 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebuah karya tulisan yang di tulis oleh Muhammad Rizki menggambarkan keadaan pemuda zaman now.

ZAMAN NOW istilah yang sudah sering kali menggema di telinga kita. Tidak hanya itu, kata zaman now sudah menjadi tren dikalangan kita saat ini khususnya di Indonesia. Kendati demikian, istilah zaman yang menjadi tren tersebut jauh dari ekspektasi yang kita pikirkan, karena realitanya tak sesuai dengan norma-norma islam yang ada. 

Saat ini, para pemuda dan pemudi telah menjadi incaran dari berbagai pemahaman -- pemahaman barat yang merusak moral mereka, sehingga harga diri dan martabat dari para remaja runtuh dikarenakan hanyut dalam problamatika kehidupan yang dibawa oleh kehidupan barat. Problamatika publik tengah merasakan riuhnya pembahasan mengenai anak muda zaman sekarang . 

Berbagai media cetak ataupun elektronik seakan-akan menertawakan suramnya masa depan mereka. Berjoget-joget didepan kamera dan mempostingnya ke media sosial tanpa ada rasa malu didalam diri mereka sudah menjadi hal yang lumrah. Apalagi diera sekarang telah muncul berbagai aplikasi yang selalu memenuhi kebutuhan nafsu mereka. Seakan akan dunia telah memfasilitasi untuk merusak moral para remaja saat ini.

Melihat hal demikian, rasanya sangat ironis sekali melihat peran terbaik pemuda dan pemudi yang telah hilang bak ditelan bumi. Kebobrokan moral yang terus menerus menggerogoti para remaja, menjadikan generasi muda menjadi salah, merasa ditelanjangi oleh oknum-oknum yang tak bertanggung jawab yang meracuni para penerus bangsa saat ini. 

Karena pada hakikatnya, pemuda itu ialah yang mengorbankan masa mudanya untuk perjuangan agama dan bangsa ini, sebagaimana yang telah dilakukan oleh para pemuda zaman terdahulu. Usamah bin ziyad di umurnya yang tergolong sangat muda sekitar 18 tahun telah diangkat menjadi panglima perang oleh Rasulullah SAW, Muhammad al-fatih di umurnya yang sangat muda yaitu 25 tahun, beliau mampu menaklukkan kota Konstantinopel di Romawi Timur dan masih banyak lagi pemuda-pemuda islam yang telah menggoncangkan dunia atas kehebatannya tersebut.

Kalau melihat era pemuda Islam saat ini, tak jarang mengikuti tradisi-tradisi seperti nongkrong di cafe. Mau tidur, makan, kamar mandi, belanja selalu bawa gadget. Al-quran yang menjadi pedoman dalam hidup dibiarkan berdebu begitu saja, iyyaudzubillah.

Apa bedanya yang ngakunya pemuda zaman now dengan generasi muda Islam, hingga membuat ketimpangan yang sungguh nyata antara kepribadian kita dan kepribadian mereka para pejuang Islam. Bukankah kita juga telah dipuji pemilik kehidupan sebagai umat terbaik. Sebagaimana Allah SWT berfiman : "Kalian semua adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah" (QS. Ali Imran 110).

Kita harus menjadi pemuda yang merasa memiliki tanggung jawab yang besar terhadap umat ini, yakni menyelamatkan manusia dari azab Allah SWT. Allah berfirman : "Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata, "Mengapa kamu menasihati kaum yang akan dibinasakan atau diazab Allah dengan azab yang sangat keras?" Mereka menjawab, "Agar kami mempunyai alasan (lepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan agar mereka bertakwa. Maka setelah mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang orang berbuat jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik." (QS. Al-A'raf 164-165). Maka oleh karena itu, kepada para pemuda janganlah lelah untuk berbuat kebaikan dimanapun kalian berada. Karena apabila kita menolong agama Allah, maka Allah akan menolong kita juga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun