Mohon tunggu...
satya hermawan
satya hermawan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

satya. 28 tahun. pria. itu ajah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ork yang Galau

25 Juni 2012   02:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:34 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Ork, diriku tahu kamu pasti ada masalah, bukan,” tanya Amora kembali.

Aku malu menceritakan semua ini, tapi mereka berdua adalah sahabatku, aku tidak tahu lagi harus bercerita pada siapa, hanya malaikat yang bisa dipercaya. Akhirnya aku menceritakan semuanya, dan mengabaikan senyum, dan tertawa yang tertahan dari bibir Jack. Ingin kujahit rasanya bibir yang menghinaku itu.

“Ork jatuh cinta sama gadis itu?” tanya Amora lembut.

Aku mengangguk perlahan.

“Ork harus menemui gadis itu, dan buatlah ia bahagia,” saran Amora, yang terlihat sedang menyodok perut Jack, karena akhirnya Jack tidak bisa menahan tawanya.

“Tapi aku setan, gadis itu pasti takut padaku.”

“Kamu kan bisa berubah menjadi sesuatu, babi mungkin , hahaha,“ tawa Jack semakin keras. Aku melemparkan api neraka melalui jemariku, membuat rambut Jack terbakar. Amora menyiramnya dengan jus yang ia pesan, membuat Jack terlihat seperti jeruk yang terbakar.

“Kamu punya waktu untuk cuti kan, pergunakanlah hal itu turunlah ke dunia. Minta maaf padanya, lalu buat ia bahagia, carikan manusia yang tepat untuk menjadi pendampingnya,” kata Amora.

“Itu kan tugasmu Amora, sebagai cupid. Aku tidak tahu lagi harus berbuat apa. Demi neraka, semua ini sungguh tidak enak.”

“Kupikir kamu harus cepat Ork. Aku serius kali ini, sedetik tadi aku menerima pesan dari Atas, gadismu harus aku jemput lima bulan lagi,” kata Jack memperlihatkan pesan yang masuk di blackberry-nya. Aku membacanya dan terkejut. Isi pesan itu, ‘Ross Carpenter harus dijemput Pk 12.00, di London Bridge Hospital, sekitar lima bulan ke depan terhitung dari pesan ini tersampaikan’.

*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun