Mohon tunggu...
Alifio Fanezabel
Alifio Fanezabel Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

terlalu banyak yang dipikirkan, sampai kehabisan kata untuk bio ini

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gelar Nobar Mengulik Sejarah 1965, Gubuk Tulis Hadirkan Dialita Berdiskusi

29 Mei 2022   12:21 Diperbarui: 29 Mei 2022   13:01 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gubuk tulis selaku komunitas penggerak literasi di kota malang berkolaborasi dengan Duta Damai Jawa Timur dan Perempuan Bergerak menggelar acara Nobar dan Diskusi mengenai kondisi politik tahun 1965 yang terkenal serba gawat. 

Al Muiz Ld. selaku pendiri komunitas Gubuk Tulis mengadakan acara tersebut bertujuan untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan untuk generasi milenial tentang peristiwa 1965 yang sangat menyayat hati.

Acara yang diselenggarakan di Cafe Oase salah satu cafe bertema literasi di kota malang pada hari sabtu (28/05/2022) tersebut sukses dihadiri oleh mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Islam Negeri, para pegiat literasi kota malang. Serta Ibu Utati dan Ibu Elly Runtu selaku anggota Dialita dan anggota Dialita lainnya melalui platform zoom meeting. 

Dialita (diatas lima puluh tahun) sendiri merupakan sebuah grup paduan suara indonesia yang terbentuk tahun 2011 silam. Terdiri dari anggota yang berlatar belakang sama yaitu anggota keluarganya dan dirinya yang pernah menjadi tahanan politik pada masa orde baru. 

Film dokumenter dengan judul "Lagu Untuk Anakku" diputar menceritakan tentang anak-anak yang terpaksa harus berjuang bertahan hidup karena tiba-tiba harus kehilangan orang tuanya yang entah diasingkan, dipenjara, dan bahkan dibunuh karena kondisi politik tahun 1965 yang dimana tahun tersebut adalah tahun yang menurut para saksi sejarah paling kacau dan gawat.

Gubuk tulis juga membuka sesi diskusi dilakukan oleh partisipan bersama anggota komunitas diantaranya Duta Damai Jawa Timur dan anggota Dialita melalui platform zoom meeting setelah film selesai. “Tentunya kami merasa sangat bangga dan berbahagia sudah ingin menonton film kami dan mendengar kisah kami, kami berharap untuk generasi era sekarang ini dapat menghargai sejarah negara ini dan mampu melakukan sesuatu untuk bangsa ini menjadi bangsa yang besar” ujar salah satu anggota Dialita pada malam hari itu melalui zoom meeting.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun