Mohon tunggu...
Diana Salvira
Diana Salvira Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Jati Sebagai Tulang Punggung Masyarakat Blora

16 September 2018   10:03 Diperbarui: 16 September 2018   17:23 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Di saat seperti ini harusnya peran para pengrajin juga diperlukan untuk melakukan penanaman kembali. Namun para pengrajin tampak tidak peduli tentang hal tersebut. Yang terpenting bagi mereka adalah bagaimana bahan baku kerajinan mereka dapat terpenuhi.

Lain halnya dengan bapak Antonius Sunarto. Beliau mengaku bahwa ia menanam dan merawat bibit jati di lahan desa yang kosong. Beliau menanam 3 bibit setiap tahunnya. Cara ini memang tidak langsung terlihat hasilnya. Namun, beliau percaya bahwa di masa yang akan datang, bibit-bibit yang ditanamnya itu akan berguna bagi banyak orang. "Kalo mujur ya bisa dijual, kalo enggak ya dipakai sendiri.",kata Antonius Sunarto.

Tanggung Jawab dan Inisiatif

Tidak ada seorangpun yang tidak tahu kata "tanggung jawab". Tapi tidak banyak orang yang mau melakukan tanggung jawab. Ketidaktahuan ini bisa berasal dari banyak hal, karena tidak tahu atau tidak peduli. Sikap apatis ini sangat tidak dapat dibanggakan. 

Meskipun kerajinan mereka  dikatakan sangat luar biasa, tetapi jika rasa tanggung jawab tidak mereka miliki sama saja mereka membunuh usaha mereka sendiri, karna lambat laun bahan kayu jati yang menjadi penyokong hidup mereka akan habis oleh waktu.

Namun masih ada orang yang mengenal kata "inisiatif". Di mana orang tersebut mau memulai untuk menghasilkan sesuatu yang baru ( revolusi ). Ada banyak organisasi  di Indonesia yang ingin melestarikan keasrian alam. Diantarannya yaitu: WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia), KEHATI (Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia), dll. Jadi, alangkah baiknya jika kita semua juga punya Inisiatif seperti mereka. Tidak hanya untuk Pohon Jati, tetapi demi kelestarian alam Indonesia dan kelangsungan hidup manusia dimasa kini dan yang akan datang. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun