Indonesia merupakan negara berkembang yang tingkat pendidikan berkualitasnya belum bisa merata. Banyaknya kesenjangan sosial di Indonesia mengakibatkan pendidikan tidak dapat disama ratakan.Â
Orang yang memiliki kedudukan dan banyak uang dapat menempuh pendidikan di sekolah yang berkualitas, lain halnya orang yang tidak memiliki kedudukan dan bisa dibilang tidak mempunyai uang yang cukup tidak dapat memasuki sekolah yang berkualitas. Dengan kondisi yang seperti ini banyak sekali anak-anak yang tidak dapat menempuh pendidikan sampai SMP.Â
Meksipun setiap sekolah negeri menyediakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), tetap saja orang tua harus menanggung biaya-biaya lain, seperti biaya daftar ulang, buku-buku dan praktek lapangan. S
iswa yang tidak dapat melanjutkan ke sekolah menengah dapat diidentifikasi antara lain darikelompok nelayan, warga miskin, masyarakat di daerah terpencil, masyarakatadat, serta kelompok masyarakat yang belum melihat manfaat pendidikan. Dengan begini Indonesia sangat kurang untuk mencetak orang-orang yang memiliki tingkat pengetahuan yang luas, karena hanya beberapa orang saja yang dapat menempuh pendidikan hingga tingkat yang tinggi.
Kualitaspengajaran yang rendah, tingginya tingkat absensi guru, dan kualifikasi minimumguru yang belum terpenuhi, mempengaruhi tingkat kualitas pendidikan siswa.
Selain itu, persepsi pemangku kebijakan di daerah-daerah terhadap pendidikanperlu diubah. Karena jika kondisi seperti ini terus terjadi, tidak ada keadilan dalam kehidupan masyarakat. Hanya karena kekurangan materi, siswa yang ingin lebih lagi dalam pendidikan harus terhenti begitu saja.Â
Sebenarnya di Indonesia memiliki generasi muda yang cerdas dan kreatif, tetapi kurangnya perhatian dari pemerintah yang tidak dapat membantu lebih lagi dalam mengembangkan kompetensi yang dimiliki. Kesenjangan sosial ini perlu dituntaskan, agar Indonesia dapat menciptakan generasi muda yang berkualitas juga.Â
Dengan 50 juta siswa dan 250 ribu sekolah, Indonesia memiliki kurang lebih tiga juta guru. Rasio guru siswa dalam skala makro sudah berlebih, namun di tingkat daerah-daerah kerap terjadi kekurangan. Hal ini juga kurang perhatiannya pemerintah terhadap daerah yang terpencil, sehingga siswa di daerah tersebut tidak mendapatkan guru-guru yang memang benar-benar berkualitas.
Indonesia sendiri terkenal dengan negara agraris, tapi bisa dilihat dari faktanya petanidi Indonesia kurang sejahtera dan umumnya hanya orang-orang tua saja yang mauterjun dalam pertanian.Â
Faktor pendidikan sangat mempengaruhi pertanian berkelanjutan, karena jika para petani tidak memiliki pendidikan yangberkualitas maka dalam bercocok tanam hanya sesuai dengan perkiraan pribadi. Halini dapat mempengaruhi hasil produksi yang kurang maksimal.Â
Pentingnya pendidikanyang merata dan tanpa memandang kesnjangan sosial, diharapkan dapat membangunkembali pertanian di Indonesia. Sehingga para petani di Indonesia mengalami kesejahteraan. Maka dari itu pemerintah perlu melakukan tindakan yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi setiap rakyatnya.