Kecamatan Suruh, Desa Cukilan, merupakan salah satu wilayah yang memiliki masyarakat dengan profesi terbanyak yaitu petani. Menurut Cramer dan Jansen yang tertulis pada pengantar manajemen agribisnis (Modul 1) oleh Prof. Dr. Ir. Djoko Koestiono, SU dan Andrean Eka Hardana, SP., MP., MBA (2018), mengatakan pengertian dari agrgibisnis adalah suatu kegiatan kompleks meliputi industri pertanian, industri pemasaran hasil pertanian, dan hasil olahan produk pertanian, industri manufaktur dan distribusi bagi bahan pangan dan seratan kepada pengguna atau konsumen.
Cabai merupakan salah satu komoditas unggulan di Desa Cukilan khususnya Dusun Banjarancengklik. Sehingga memiliki potensi yang cukup besar dalam hal pengembangan teknologi pengolahan cabai. Mengapa demikian? Karena produksi cabai merah sudah berhasil dipercaya oleh para pedagang besar dari luar daerah. Hal tersebut juga dikatakan oleh ketua pasar cabai bahwa produk cabai dari Banjarancengklik sudah dikirimkan ke Jakarta, Sumatera dan Kalimantan. Namun, cabai asal Banjarancengklik ini dikenal bukan dengan istilah cabai Banjaracengklik tetapi dikenal dengan istilah cabai Suruh alias cabai yang berasal dari Kecamatan Suruh.
Menurut Soejono (2011), nilai tambah merupakan penambahan nilai yang terdapat pada suatu produk setelah mengalami pengolahan lebih lanjut yang menghasilkan nilai lebih tinggi daripada sebelum mengalami pengolahan. Nilai tambah dari cabai merah ini salah satunya yaitu tepung cabai. Tepung cabai pada zaman sekarang ini banyak diminati oleh masyarakat karena dapat dijadikan pengganti sambal yang memiliki kelebihan yaitu lama waktu dalam daya tahan penyimpanannya.
Pada kesempatan KKN ini, materi yang disampaikan pada saat sosialisasi antara lain, pengertian nilai tambah, tujuan nilai tambah, strategi pemasaran dengan memperhatikan alat bauran pemasaran (marketing mix 7P) yaitu terkait product (produk) , price (harga), promotions (promosi), people (orang) , place (tempat), process (proses), physical evidence (tampilan fisik) dan bagaimana nantinya cara menjual dan mempromosikan produk tepung cabai dari Desa Cukilan. Jangkauan yang luas dan akses yang tak terbatas dapat meningkatkan penjualan secara signifikan.
Warga yang mengikuti kegiatan sosialisasi merasa terbantu dengan adanya sosialisai terkait cara pengolahan cabai merah, mereka mengatakan ketika harga cabai turun belum pernah ada tindakan pengolahan sehingga cabai tidak dipanen dan hanya dibuang tanpa ada pendapatan sepeserpun, sehingga petani mengalami kerugian yang cukup besar karena modal yang dikeluarkan pun tidak kembali. Semoga dengan adanya kegiatan sosialisasi ni diharapkan dapat menambah wawasan bagi ibu-ibu PKK dan juga petani cabai setempat untuk dapat mengolah cabai menjadi tepung cabai yang dapat meningkatkan nilai ekonomi pada cabai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H