Desa Sumberejo merupakan desa yang terletak di Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Sebagian besar masyarakat di Desa tersebut berprofesi sebagai petani sayur. Hasil pendapatan yang diterima petani tidak menetap karena terjadinya gagal panen akibat dari serangan hama dan pada saat masa panen tiba biasanya terjadi penurunan harga di pasaran karena banjirnya jumlah panen.Â
Oleh karena itu, masyarakat di Desa Sumberejo berinisatif membuat kerajinan tangan dari mendong sebagai pekerjaan sampingan untuk menambah pendapatan sebagai kebutuhan pokok sehari-hari.
Saat ini hanya ada dua orang pengrajin yang aktif membuat kerajinan tangan mendong yaitu Ibu Sri Yuanah dan Bapak Surateman, hasil kerajinan mendong tersebut di eli tengkulak dari Yogyakarta. Untuk masyarakat lainnya membuat kerajinan tangan mendong hanya untuk konsumsi pribadi seperti topi untuk digunakan pergi ke lahan.
Menurut bapak Surateman warga setempat memanfaatkan mendong sebagai bahan kerajinan sudah sejak jaman nenek moyang untuk membuat topi sebagai perlindungan kepala dari terik panasnya matahari atau juga sebagai "Menyunggi" rumput untuk pakan ternak.Â
Bu Sri dan Pak Surateman saat ini membuat berbagai macam variasi seperti tas, vas bunga, dompet dan keranjang baju  yang nantinya dijual kepada tengkulak. Ide pengembangan kerajinan mendong tersebut berasal dari warga sekitar sebagai penambahan pendapatan dan untuk memanfaatkan waktu luang mereka setelah pilang dari lahan. Mereka juga menerima pesanan sesuai keinginan konsumen dengan melihat contoh gambar yang di inginkan konsumen.Â
Adapun harga produk kerajinan dari inu Sri Yuanah dan Pak Surateman cukup beragam, tergantung kesulitan pengerjaanya. Tas selempang di hargai dengan patok harga Rp. 50.000/pcs, vas bung Rp.45.000/pcs, dompet Rp. 35.000/pcs, akan tetapi harga bisa berubah dengan tingkat kesulitan barang yang diningkan oleh konsumen.Â
perekonomian UMKM yang mereka giati kini mengalami perubahan drastis semenjak adanya pandemik saat ini yang menyebabkan penurunan pendapatan. Dikarenakan para pengerajin kurang memahami pasar online yang sedang disukai masyarakat Indonesia, untuk mengatasinya mahasiswa KKN FPB UKSW melakukan sosialisasi kepada pengerajin mendong tentang pemasaran melalui media sosial seperti Instagram, Facebook, Tokopedia, dan Shoppe.Â
Sosialisasi yang diberikan mengenai pembuatan akun hingga cara menggunakan media sosial  tersebut yang bertujuan agar mempermudah berkomunikasi dengan konsumen secara langsung dan dapat dengan mudah menentukan harga yang tentunya akan menambah pengetahuan pengrajin  kerajinan tangan mendong bagaimana menentukan harga sesuai dengan tingkat kesulitan pengerjaannya tanpa perlu menunggu pengepul mengambil produk mereka.
Dalam satu bulan pendapatan yang didapat dari pengepul tidak menentu, tergantung berapa banyak pesanan yang diterima. Untuk produk yang dipasarkan ke pengepul dari Yogyakarta pun juga tidak menentu dalam satu bulan, kadang sekali atau dua dalam sebulan bahkan tidak ada sama sekali.Â
Melalui sosialisasi yang di lakukan Mahasiswa KKN FPB UKSW diharapkan dapat memudahkan dan memperluas pengetahuan petani terhadap media sosial serta meninovasi apa saja yang harus dilakukan dan tentunya ini akan meningkatkan berlangsungan UMKM yang mereka jalankan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H