Mohon tunggu...
Kornelin
Kornelin Mohon Tunggu... Insinyur - fruticosa

kornelin fruticosa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dengan Adanya Raja Pintu Air Petani Tidak Perlu Cemas

11 April 2019   10:51 Diperbarui: 11 April 2019   11:07 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Irigasi? petani pasti sudah mengetahuinya. Irigasi ataupengairan sawah dalam pertanian sangat butuhkan, pengairan yang dibuat oleh petaniuntuk mengairi sawah yang dibuat oleh petani itu sendiri dengan posisi letakirigasi lebih tinggi dari petakan sawah sehingga dapat mengairi seluruh sawahpara petani. 

Sistem irigasi yang ada di Indonesia di sebut sistem irigasipasang surut dengan memanfaatkan pasang-surut air di wilayah Sumatra,Kalimantan, dan Papua dikenal apa yang dinamakan Irigasi Pasang-Surat (TidalIrrigation). Teknologi yang diterapkan di sini adalah: pemanfaatan lahanpertanian di dataran rendah dan daerah rawa-rawa, di mana air diperoleh darisungai pasang-surut di mana pada waktu pasang air dimanfaatkan. 

Di sini dalamdua minggu diperoleh 4 sampai 5 waktu pada air pasang. Teknologi ini telahdikenal sejak Abad XIX. Pada waktu itu, pendatang di Pulau Sumatra memanfaatkanrawa sebagai kebun kelapa. 

Di Indonesia terdapat 5,6 juta Ha dari 34 Ha yangada cocok untuk dikembangkan. Hal ini bisa dihubungkan dengan pengalaman Jepangdi Wilayah Sungai Chikugo untuk wilayah Kyushu, di mana di sana dikenal dengansistem irigasi Ao-Shunsui yang mirip.

Cara pemberian air kedalam petakan sawah di lakukandengan cara terus menerus, terputus-putus. Cara terus menerus yaitu memberikanair pada kedalaman tertentu yang diatur sedemikan rupa untuk menggenangi sawahselama satu musim tanpa pengeringan dan cara terputus putus yaitu memberikan airkepetakan sawah hingga mencapai tinggi tertentu dan dibiarkan, hingga sawah mengeringdengan sendirinya atau di buang setelah jenuh. 

Contohnya ada kelompok tani yang bernama sungai sabingko di desa sebatih, sudah membuat program pembangunan pintu air (irigasi). Mereka membuat irigasi dengan dana yang di berikan oleh pemerintah kabupaten landak, DINAS PERIKANAN DAN KETAHANAN PANGAN.  

Dengan ini  produksi padi kelompok tani sungaisabingko bisa berjalan dengan baik, di daerah tersebut juga rawan banjir dan lahankering, sebelum di bangunnya pintu air (irigasi) banyak petani yang engganuntuk bertanam padi karena tiap tahun selalu gagal panen. Banyak petani yangberalih ke kebun sawit atau berkerja sebagai buruh, yang membuat lahan tersebutterbelangkalai. 

Dengan adanya penyuluhan yang di berikan saat itu membuat para petani  di desa sebatih membuat kelompok tani yang bernamasungai sabingko, lalu mereka membuat program-program untuk kesejahteraan petani.Yang terwujud adalah pengadaan sarana dan prasarana pertanian dengan kegiatanpembangunan pintu air desa sebatih tanggal 22 mei 2018 kemarin. Mereka gotongroyong membuat irigasi tersebut dan hingga sampai selesainya irigasi tersebut. 

Kekurangannya adalah ada sebagian petani tergiur dengan harga sawit yang lebih mahal danmalasnya untuk berorganisasi kelompok tani. Dengan berbagai alasan yangberaneka macam. Dan juga saat musim kemarau debit air masih kurang yang membuatsebagian petani gagal panen dan juga lahan nya banyak terserang hama penyakitseperti hama tikus. Dan banyak pintu air (irigasi) yang rusak karena tidak dirawat dengan baik dan benar. 

Jadi pada intinya, irigasi berguna bagi petani jika digunakan dengan baik dan benar. Hasil produksi padi sawah akan sangatmenguntungkan bagi petani karena setiap saat manusia memerlukan nasi untuk memenuhikebutuhan nya sehari-hari. Pemberian air pada tanah untuk memenuhi kebutuhanair bagi tanaman padi. Dengan tujuan memberikan tambahan air hujan dan memberikanair kepada tanaman dalam jumlah yang cukup dan pada waktu yang diperlukan. 


Sumber: Anonymous, 1969. Pedoman Pembinaan PengairanPedesaan di Indonesia. Direktorat Pengairan Pedesaan Departemen Pertanian. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun