Mohon tunggu...
Kornelin
Kornelin Mohon Tunggu... Insinyur - fruticosa

kornelin fruticosa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Suku Dayak Kanayant "Naik Dango atau Gawai Dayak"

16 September 2018   18:25 Diperbarui: 17 September 2018   11:22 1850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Upacara Adat Naik Dango

Naik dango atau gawai Dayak merupakan tradisi atau upacara suku adat Dayak masyarakat kalimantan barat(Dayak kanayant), yang di laksanakan atau di lakukan dari berbagai daerah di kalimanta barat yaitu daerah kabupaten landak, kabupaten Pontianak,kabupaten sanggau dan kabupaten-kabupaten lainnya yang ada di Kalimantan barat.

Kegiatan tradisi atau upacara suku adat Dayak kanayant yang biasa di sebut upacara gawai Dayak atau naik dango yang di adakan setiap setahun sekali, kegiatan naik dango atau gawai Dayak di ikuti atau di hadiri ratusan atau ribuan masyarakat Kalimantan atau daerah lainnya.

Upacara adat naik dango merupakan tradisi yang di gelar masyarakat Kalimantan (Dayak kanayant) sebagai ungkapan rasa syukur kepada jubata (Tuhan ) yang telah memberikan berkat atas hasil panen padi yang diperoleh dari sawah atau lading masyarakat Dayak. Upacara atau tradisi adat syukuran setelah panen ini di laksanakan oleh masyarakat Dayak kanayant (Kalimantan) dengan nama yang berbeda-beda.

Orang Dayak hulu menyebutkannya dengan sebutan nama Gawai, di kabupaten sambas dan kabupaten bengkayang dengan sebutan maka'dio, sedangkan orang Dayak kayaan, di kampung man dalam, kabupaten putus sibau dengan sebutan Dange. Upacara adat naik dango atau gawai Dayak dengan di tandai menyimpan seikat padi yang habis atau baru seleasi di panen di dalam lumbung padi (dango).

Oleh setiap kepala keluarga masyarakat Dayak yang Bertani/berladang. padi yang disimpan didalam dango tersebut nantinya akan di jadikan bibit padi dan sisa padi akan di jadikan cadangan pangan. Selanjutnya menimang padi dan biasanya di sertai dengan adanya pemberkatan padi yang di lakukan oleh ketua adat.

Di dalam tradisi atau upacara nenek moyang Dayak kanayant, naik dango atau gawai Dayak tersendiri biasa di awali dengan adanya pertemuan antar penduduk di kampong sehabis panen untuk merancang perencanaan pelaksanaan naik dango atau gawai Dayak terlebih dahulu. Pertemuan itu dilaksanakan beberapa sebelum pelaksanaan ritual itu di laksanakan atau di adakan.

Masyarakat yang menghadiri dan membawa hasil panen serta sejumlah perlengkapan untuk ritual itu di sebut dengan sebutan kontingen (pangoyong) dari setiap kabupaten yang ada di kalimatan barat acara upacara atau tradisi naik dango/atau gawai Dayak, penari yang dipakai untuk menghantarkan padi ke dango (lumbung padi) biasa menggunakan pakaian khas Dayak yang ada unsur-unsur kreatif dan kreativitas terutama dari kalangan anak-anak muda suku Dayak asli dari kalimantan barat yang di sebut ANDAS (anak Dayak asli).

Pakaian khas Dayak bercorak beragam kreatif dan kreativitasnya. Biasanya pakaian tersebut di campurkan atau di kolaborasikan dengan perhiasan bernuasanya modern, sehingga generasi ANDAS bisa mempertahankan kebudayaan yang ada, tanpa menghilangkan jati diri kebudayaannya sendiri. 

Upacara naik dango atau gawai Dayak bisa di dalam serangkaian ritual naik dango atau gawai Dayak pada saat ini di selingi dengan adanya berbagai perlombaan tradisional yang di selenggrakan atau diadakan, biasanya antara lain pangka' gasing, menumbang, dan menyumpit.

Selain dari perlombaan itu ada perlombaan nyanyi lagu-lagu tradisional serta pemilhan dara cegak', bujang tarigas , dengan artian dara cegak' diartikan dengan wanita yang berparas cantic dan bujang tarigas dengan artian pria yang berparas tampan semacam pemilihan putra putri dalam contest adat yang di lakukan atau di ikuti oleh kalangan ANDAS.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun