Mohon tunggu...
ind
ind Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

baik ramah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menghidupkan Nilai Pawongan Sebagai Strategi Undiksha dalam Merajut Harmoni Multikultural

21 Desember 2024   22:59 Diperbarui: 21 Desember 2024   21:59 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto&Dokumentasi Oleh : Penulis Ind.

Dalam era globalisasi ini yang ditandai dengan interaksi budaya yang semakin intens, pendidikan multikultural menjadi suatu kebutuhan yang sangat mendesak, tidak hanya di kalangan masyarakat ataupun sekolah, namun lingkungan kampus juga menjadi tempat interaksi budaya dengan berbagai keberagaman dan juga latar belakang. Salah satunya adalah Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) yang terletak di pulau bali tentunya tidak luput dari keberagaman serta nilai luhur budayanya yang kental mengenai konsep Tri Hita Karana.


Tri Hita Karana yaitu merupakan suatu hubungan harmoni manusia dengan Tuhan (Parhyangan), manusia dengan alam (Palemahan), dan hubungan harmoni manusia dengan manusia (Pawongan). Dimana konsep pawongan merupakan konsep yang menekankan hubungan harmoni antar individu yang menjadi strategi efektif dalam memperkenalkan multikultur dan menciptakan lingkungan Universitas yang inklusif dan toleran. Pawongan juga menjadi landasan dalam menjaga suatu kedamaian sosial meskipun terdapat banyak keberagaman etnis, budaya, dan agama.  Serta perannya dalam dunia pendidikan khususnya di lingkungan Universitas, Pawongan dapat diterapkan sebagai pedoman untuk mendorong dan menciptakan lingkungan dengan interaksi yang sehat antara dosen, staf, mahasiswa, dan seluruh civitas di Universitas.


Sebagai Universitas yang menjadi rumah bagi seluruh mahasiswa dari berbagai latar belakang budaya, agama, dan etnis, Undiksha tentunya memiliki banyak tantangan serta peluang besar dalam menghadapi dan mengelola keberagaman. Dengan konsep serta nilai Pawongan, tentunya dapat menjadi dasar dalam membangun pendidikan multikultural yang tidak hanya mengenal tentang perbedaan budaya, tetapi juga dapat mendorong mahasiswa untuk menghormati, menghargai serta menerima perbedaan yang ada. Pendidikan Multikultural yang berbasis nilai Pawongan tidak hanya  dapat membentuk mahasiswa yang cerdas secara intelektual tetapi juga dapat membentuk karakter mahasiswa yang akan mampu menjadi agen untuk menciptakan harmoni di kalangan masyarakat dan global.


Agar konsep pawongan dapat terintegrasi dengan baik di lingkungan kampus ada beberapa strategi  yang dapat dilakukan. Pertama, melakukan kegiatan lintas budaya seperti festifal seni ataupun dialog drama yang melibatkan civitas kampus dari berbagai suku, agama, ataupun ras yang dapat mempererat hubungan serta interaksi mahasiswa. Kedua dapat dilakukan dengan integrasi kurikulum, dimana dengan memasukkan materi mengenai pendidikan multikultur yang menekankan mengenai keberagaman juga dapat di jadikan solusi yang evektif. Ketiga, ada peran dosen sebagai fasilitator, disini dosen harus menjadi contoh dalam menghormati keberagaman serta mampu mempromosikan nilai-nilai inklusif selama pembelajaran di kelas.
Namun ketika akan menjalankan konsep pawongan untuk merajut harmoni di Undiksa tentunya akan ada beberapa tantangan seperti munculnya miskomunikasi, stereotip, ataupun kecenderungan marginilisasi. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal ini Undiksha harus mampu menyiapkan ruang diskusi yang aman, mendorong komunikasi yang terbuka, serta melatih mahasiswa dan dosen agar lebih peka dan menyadari tentang pentingnya suatu keberagaman di lingkungan kampus.


Dengan menghidupkan nilai pawongan mahasiswa Undiksha tidak hanya belajar untuk menghargai perbedaan, tetapi juga akan mendapatkan keterampilan penting untuk berkomunikasi di dunia global. Tentunya dengan hal ini mereka akan menjadi individu yang inklusif serta mampu menjadi individu yang dapat bekerjasama dan berkolaborasi dalam keberagaman, sehingga mereka nantinya akan siap untuk menjadi pemimpin di masa depan yang mempromosikan harmoni sosial.
Konsep serta nilai-nilai pawongan adalah warisan budaya bali yang sangat relevan untuk menghadapi tantangan multikultur di era global. Dengan menerapkan konsep ini Undiksha akan menjadi pelopor pendidikan multikultural yang berbasis kearifan lokal. Strategi ini tidak hanya memperkaya pengalaman mahasiswa dalam belajar, tetapi juga dapat menciptakan lingkungan kampus yang harmonis, teloran, dan siap menghadapi keberagaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun