PENTINGNYA PENDEKATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENCEGAH BULLYING DI SEKOLAH DASAR
Pendahuluan
Sekolah adalah salah satu institusi yang utama di dalam pendidikan. Sekolah menjadi ujung tombak dalam keberhasilan untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan adalah faktor utama di dalam proses pembelajaran. Pendidikan di sekolah bertujuan untuk meciptakan atau mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Munculnya bullying adalah sesuatu yang tidak diinginkan di dalam lingkungan persekolahan. Bullying akan terus terjadi apabila tidak ada solusi atau upaya dalam penanganannya. Oleh karena itu, diperlukan atau pentingnya kerja sama dari semua pihak yang terkait untuk dapat mencegah adanya bullying tersebut. Setiap tantangan, setiap masalah pasti atau harus ada penanganan dan pencegahan dari masalah tersebut. Adapun pihak-pihak yang terkait dalam pencegahan bullying adalah keluarga, Masyarakat, sekolah, dan pemerintah. Di sekolah juga terdapat pihak yang sangat berperan penting dalam penanganan bullying adalah guru bimbingan dan konseling (BK) atau konselor.Â
Bullying di sekolah dasar (SD) merupakan masalah serius yang dapat menghambat perkembangan psikologis dan akademis siswa. Pendekatan bimbingan dan konseling (BK) di sekolah memiliki peran penting dalam mencegah dan menangani perilaku bullying. Bullying adalah perilaku agresif yang melibatkan ketidakseimbangan kekuatan, dilakukan secara berulang, dan bertujuan menyakiti atau mengintimidasi korban. Bentuknya dapat berupa fisik (memukul, mendorong), verbal (menghina, mengejek), relasional (mengucilkan), dan digital (cyberbullying). Di lingkungan SD, bullying dapat berdampak negatif pada kesehatan mental, prestasi akademik, dan perkembangan sosial siswa.
PembahasanÂ
Kata bully dalam bahasa Indonesia secara etimologi berarti menggertak adalah orang yang mengganggu orang lemah. Menurut KBBI bullying merupakan penindasan atau pengintimidasian yang dilakukan kepada orang lain. Faktor utama terjadinya bullying di sekolah biasanya adalah karakter peserta didik. Sebagai guru juga harus memperhatikan kondisi dan tingkah laku tiap peserta didik agar guru mengetahui bagaimana peserta didik berperilaku di sekolah. Dengan demikian jika siswa terlihat akan melakukan tindakan yang tidak baik, termasuk bullying maka guru dapat mencegahnya Layangan bimbingan dan konseling di sekolah dasar bertujuan untuk dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan potensi diri, mampu memahami lingkungan, dan mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi. Dalam program pencegahan bullying layanan bimbingan dan konseling (BK) berperan dalam:
- Layanan dasar bimbingan, layanan ini memberikan informasi serta edukasi kepada seluruh peserta didik dalam mengenai pengertian, dampak, dan cara atau upaya dalam mengatasi bullying. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui bimbingan klasikal atau kelompok yang bertujuan untuk menambah kesadaran dan empati peserta didik terhadap perilaku bullying.
- Layanan responsif, layanan ini menangani terhadap kasus bullying yang terjadi dengan memberikan konseling individu maupun kelompok terhadap korban, pelaku, ataupun saksi. Layanan ini bertujuan untuk membantu dalam memahami peran masing-masing, mengatasi sikap trauma, serta dapat mengubah perilaku negatif ke positif.
- Layanan perencanaan indivual, membantu peserta didik dalam merencanakan dan meningkatkan potensi diri, sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan diri dan keterampilan sosial yang baik.
- Dukungan sistem, peran ini bekerja sama dengan guru, orang tua, dan komunitas sekolah untuk menciptakan lingkungan yang kondusif dan bebas bullying. Hal ini melibatkan penyusunan kebijakan anti-bullying, pelatihan bagi pihak tekait, serta keterlibatan orang tua dalam mengatasi masalah.
- Pendidikan anti-bullying, kegiatan ini mengadakan program pendidikan yang menekankan pentingnya sikap saling menghormati dan dampak negatif bullying, serta mendorong budaya sekolah yang positif.
Jenis-jenis bullying di Sekolah Dasar (SD):
Bullying di sekolah dasar dapat dikelompokkan menjadi beberapa bentuk, diantaranya adalah:
- Bullying fisik, merupakan suatu tindakan seperti memukul, menendang, mendorong yang akhirnya mengakibatkan cedera fisik pada salah satu korban.
- Bullying verbal, merupakan suatu tindakan yang bersifat ejekan, penghinaan, julukan yang dapat merendahkan harga diri atau martabat si korban.
- Bullying sosial, merupakan tindakan dengan tujuan untuk mengisolasi atau mengecualikan seseorang dari kelompok sosial, contohnya seperti menyebarkan rumor yang kurang berkenan.
- Cyberbullying adalah jenis bullying dengan penggunaan teknologi digital. Contohnya seperti media sosial untuk melecehkan atau mengintimidasi orang lain untuk diejek.
Dampak bullying pada peserta didik di Sekolah Dasar (SD):
Bullying dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi korban, diantaranya adalah:
- Psikologis, dampak ini dapat menurunkan rasa percaya diri, kemudian munculnya kecemasan depresi, dan mengakibatkan trauma psikologis.
- Akademis, dampak ini dapat menurunkan prestasi belajar akibat ketidaknyamanan di lingkungan sekolah.
- Sosial, mengakibatkan kesulitan dalam berinteraksi dengan teman sebaya dan kecenderungan menarik diri dari pergaulan.
Tantangan dalam implementasi layanan Bimbingan dan Konseling (BK):