Mohon tunggu...
Aymara Ramdani
Aymara Ramdani Mohon Tunggu... Administrasi - Orang yang hanya tahu, bahwa orang hidup jangan mengingkari hati nurani

Sebebas Camar Kau Berteriak Setabah Nelayan Menembus Badai Seiklas Karang Menunggu Ombak Seperti Lautan Engkau Bersikap Sang Petualangan Iwan Fals

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Buku Catatan untuk Diriku: Ihwal Hidup, Cinta, Bahagia Karya Haidar Bagir

6 Mei 2021   09:23 Diperbarui: 6 Mei 2021   12:48 1362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kenapa saya merasa terhormat, diperkenankan untuk menyusun karyanya, kita tahu bahwa Pak Haidar  tak kendor, dan tetap berenergi serta sangat produktif dalam menelurkan karya. Karya-karyanya antara lain buku tentang pendidikan "Memulihkan Sekolah Memulihkan Manusia", Buku Buat Apa Shalat? Menggali makna Batin, mereguk ajaran Para Sufi. Sang Belas Asih.

Buku Saku Tasawuf dan masih banyak karya-karya lainnya.  Pak Haidar selalu berenergi ketika mengkampanyekan bahwa "Islam itu, Ya Cinta", berbicara tentang cinta dan cinta, dan sering mengisi kegiatan zoom tentang Cinta, Kemanusiaan, Kebahagiaan dan menebarkan virus kebaikan dan Welas Asih. Dan ini yang sangat kuat menginspirasi saya, yaitu Pak Haidar  mendefiiniskan kebahagiaan adalah "Merasa bahagia ketika melihat orang lain bahagia".Luar biasa.

Penyusunan buku ini dilatari ketika saya benar-benar mengalami krisis makna kehidupan. Bagaimana tidak, dalam proses penyusunan buku ini, saya melihat, merasakan dan berjuang untuk selalu memberikan waktu yang berkualitas untuk ibu saya yang tergolek lemah tak berdaya akibat serangan stroke. Setiap pagi dan sore saya membersihkan dan memandikan ibu. Kadang saya sengaja untuk meninggalkan kantor pada saat jam makan siang untuk mengantarkan makan ke ibu. 

9 tahun ibu mengalami Tetapi rutinitas ini sudah pasti membuat saya lelah. Bahkan pada satu titik, saya hampir menyerah pada keadaan tersebut. Di saat-saat krisis tersebut, saya membaca tulisan-tulisan Pak Haidar. Kita tahu tulisan pak Haidar banyak berisi tentang perenungan/refleksi tentang sesuatu yang universal. Baik tentang CINTA, Kemanusiaan, toleransi, kebahagiaan dan spiritualitas. Tulisan-tulisan tersebut menembus hingga dinding nurani saya. Dan aku yakin dan percaya "dengarlah suara bening dalam hatimu, biarlah nuranimu berbicara". Dan akhirnya rasa hendak menyerah tadi, kembali bangkit dan perlahan hilang, berganti menjadi semangat untuk memberikan waktu yang terbaik untuk ibu saya, sekarang dengan kesadaran yang begitu meletup saya urusi ibu, hingga waktu itu tiba, dan ibu menghembuskan nafas terakhirnya dalam gennggaman tangan saya.

Dalam penulisan ini, saya teringat dan juga ditemani lagu bang Iwan Fals yang luar biasa, dengan judul EMAK

            Hanya ini yang sanggup ku tulis untukmu bunda

            Jangan tertawakan, simpan dalam hatimu

            Yang sejuk, rimbun akan doa.

                        Kau berikan semuanya yang bisa kau beri

                        Tanpa setitik pun harap balas

                        Kau kisahkan segalanya tanpa ada duka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun