Mohon tunggu...
Aymara Ramdani
Aymara Ramdani Mohon Tunggu... Administrasi - Orang yang hanya tahu, bahwa orang hidup jangan mengingkari hati nurani

Sebebas Camar Kau Berteriak Setabah Nelayan Menembus Badai Seiklas Karang Menunggu Ombak Seperti Lautan Engkau Bersikap Sang Petualangan Iwan Fals

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Sisi Lain Gunung Gede Via Putri: Ulangan Pendakian 27 Tahun Lalu

2 September 2019   16:13 Diperbarui: 3 September 2019   11:18 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sejarah akan kita ciptakan, setidaknya untuk diri kita sendiri"

Fenomena traveling/hiking beberapa tahun belakangan ini sudah semakin mengkhawatirkan. Kenapa? Karena begitu fenomenalnya, malah akan menimbulkan dampak yang besar bagi penduduk sekitar, bisa jadi mempengaruhi pola pikir masyarakatnya dan juga faktor lingkungan sekitar. pun juga dengan gunung dan pantainya yang terancam. misalnya beberap tahun lalu ada gerakan yang bagus sekali #gunungbukantempatsampah. https://www.kompasiana.com/4ym4r4/556b6bed957e61ff617096dd/gunung-bukan-tempat-sampahfenomena-penggiat-alam. Sampah berserak misalnya. akibat kurangnya kesadaran sebagian pendaki itu sendiri atau juga masyarakatnya yang sulit sekali untuk menjaga kebersihan lingkungannya. dan ini aku lihat di Gunung Putri Cipanas, sangat disayangkan bahwa got/selokannya begitu banyak sampah, samaph plastik mampet di got itu. dan aku akan buat gerakan mengubah got plastik menjadi got ikan Koi. assik.

img-20190721-104102-5d6de2f9097f36509f1610d2.jpg
img-20190721-104102-5d6de2f9097f36509f1610d2.jpg
Sekarang ini, hampir semua gunung atau destinasi wisata yang popular (hits) maupun yang yang belum, sudah layaknya pasar malam. Kesunyian dan keheningan yang kita inginkan tidak bisa kita dapatkan lagi. Sekadar saran, mungkin tips ini bisa mengembalikan keinginan kawan-kawan untuk mendapatkan kesunyian dan keheningan dalam pendakian. Ada baiknya jika kawan ingin mendaki, lakukanlah pendakian tersebut pada waktu weekdays, atau jika tidak bisa karena waktu kalian, maka berkenalanlah dengan penduduk lokal, agar bisa membantu kita untuk mendaki atau mendapatkan jalur alternative yang masih alami, itu sudah. dan itu yang aku lakukan.

Apakah fenomena ini juga merembet ke anak-anak millenial dan generasi Z? apakah usia paruh baya juga masih melakukan pendakian? Jawabannya IYA. Aku lihat semua pemandangan itu ketika aku hendak mendaki gunung sisi lain Gunung Gede/Pangrango. Mereka berjalan beriringan. Anak-anak milenial, gen z hingga usia paruh baya. Mereka antri untuk menggapai sebuah puncak gunung Gede/Pangrango. coba sekarang kita beralih ke pantai, Pulau Seribu misalnya atau Pahawang, atau mungkin juga yang lumayan jauh, Karimun Jawa, anak-anak milenial hingga anak backpackeran baik secara solo atau grup akan kita jumpai.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Apa yang menyebabkan begitu fenomenalnya kegiatan outdor ini kawan? Aku berfikir begini, mungkin manusia modern masuk kedalam fase dimana kekosongan spiritual melanda kita, termasuk saya lho. Kenapa? Karena teknologi informasi yang begitu cepatnya dan mau tidak mau kita dituntut untuk mengikuti kecepatannya. Ditambah dengan adanya media sosial kita dituntut juga untuk eksis. Hingga banyak sekali hanya demi sebuah likers, melakukan hal yang tidak masuk di nalar saya. Karena barang siapa yang tidak eksis maka meraka akan hilang ditelan sejarah.

img-20190720-103503-5d6de32d097f36630d310152.jpg
img-20190720-103503-5d6de32d097f36630d310152.jpg
Sisi lain dari teknologi informasi juga sejatinya membuat kita "telanjang" tidak punya ruang privacy lagi. Segala hal tentang kita bisa dengan mudahnya orang lain mengetahui aktivitas kita. Dan menurutku, salah satu sisi negatif dari media sosial adalah, membuat manusia modern sekarang ini, lebih mengutamakan hal-hal yang instan, cepat dan tidak melalui proses yang panjang. Padahal, hal-hal yang didapat secara instan itu tidak akan bertahan lama, karena ia hanya kemasan saja, jauh berbeda dengan sesuatu yang berproses. Kristalisasi keringat. Ketika sebuah proses itu kita jalan, kita akan tahu dari dalam, dagingnya hingga kulit atau kemasannya. Dan kau tahu kawan, bahwa tujuan bukan yang utama, yang utama adalah prosesnya. Dan satu lagi. Tak penting menang atau kalah, yang penting manusia itu mau berjuang atau tidak. Tsaaaah.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Namun banyak juga dampak positif dar fenomena yang luar biasa ini, dimana semua sendi kehidupan akan terangkat secara otomatis. Ekonomi lokal bergerak, membuat tingkat sosial masyarakat sekitar berubah, yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi gaya hidup masyarakat sekitarnya. Bagi masyarakat sekitar (destinasi wisata), cara pandang yang berbeda dengan para pendatang tak bisa di elakkan jelas akan mempengaruhi kehidupannya. Para pendatang yang mempunyai tujuan untuk menikmati alam, dan juga mungkin menggali nilai-nilai budaya sekitar. Sementara masyarakat lokal, dapat belajar baik secara langsung atau pun tidak dari para penikmat alam tersebut. Hal apakah yang dapat dibagikan dari bertemunya dua budaya yang berbeda itu? Utamanya adalah teknologi informasi atau mungkin juga membuka peluang-peluang ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun