Sekali lagi, dan lagi terjadi. Sebuah peristiwa intoleransi menghantam kedamaian Jogjakarta, tepatnya di Sleman. Sebuah Gereja St Lidwina Bedog, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta., di serang oleh orang tak di kenal dan melukai para jamaat dan Pastornya. Saya tidak bisa menerima dengan akal sehat saya, bahwa kok ada manusia bertindak sedemikian rupa. Dengan dalih apapun perbuatan tersebut tidak bisa dibenarkan.apalagi jika berdalih berdasarkan nila-nilai agama.
Nilai agama itu suci. Nilai agama itu membawa kedamaian. Bukan untuk saling menyakiti apalagi membunuh. Kita juga sudah tahu bahwa perang bukanlah penyelesaian, kenapa tidak berdamai saja. Kita diciptakan dari berbagai macam suku, ras dan warna kulit serta budaya yang berbeda. Itu adalah keniscayaan kawan. Dalam salah satu syairnya, Bang Iwan Fals mengatakan
Dari kebudayaan bisa saja kita berbeda
Dari agama dan warna kulit bisa juga berbeda
Seharusnya perbedaan ini tak membuat jadi berbeda
Kenyataan sudah membuktikan soal kita sama
Bahwa ada yang bilang kita ini turunan monyet
Turunan dewa, turunan setan sekalipun
Buatku bukan menjadi alasan untuk bermusuhan
Apalagi saling membunuh.
Saya tidak panjang lebar menuliskan kegusaran saya ini. Saya sekarang hanya menyuarakan atau menuliskan kedamaian dari beberapa tokoh nasional yang membuat hati ini adem dan sejuk
1. Puisi Gus Mus Aku Masih Sangat Hapal Nyanyian Itu)
- Aku masih sangat hafal nyanyian itu
Nyanyian kesayangan dan hafalan kita
bersama
Sejak kita di sekolah rakyat
Kita berebut lebih dulu
menyanyikannya
Ketika anak-anak disuruh
Menyanyi di depan klas
satu-persatu
Aku masih ingat betapa kita gembira
Saat guru kita mengajak
menyanyikan lagu itu
bersama-samaSudah lama sekali
Pergaulan sudah tidak
seakrab dulu
Masing-masing sudah terseret kepentingannya sendiri
Atau
tersihir pesona dunia
Dan kau kini entah di mana
Tapi aku masih sangat
hafal nyanyian itu, sayang
Hari ini ingin sekali aku menyanyikannya
kembali
BersamamuIndonesia
tanah air beta
Pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala
Selalu
dipuja-puja bangsa
Di sana tempat lahir beta
Dibuai dibesarkan
bunda
Tempat berlindung di hari tua
Sampai akhir menutup
mata
Aku merindukan rasa haru dan iba
Di tengah kobaran kebencian
dan dendam
Serta maraknya rasa tega
Hingga kini ada saja yang mengubah
lirik lagu
Kesayangan kita itu
Dan menyanyikannya dengan nada
senduIndonesia air mata kita
Bahagia menjadi nestapa
Indonesia kini tiba-tiba
Selalu
dihina-hina bangsa
Di sana banyak orang lupa
Dibuai kepentingan
dunia
Tempat bertarung merebut kuasa
Sampai entah kapan akhirnya
Sayang, di manakah kini kau
Mungkinkah kita bisa menyanyi
bersama lagi
Lagu kesayangan kita itu
Dengan akrab seperti dulu - 2.Haidar Bagir"Agama yang sekarang muncul adalah aspek keras memberontak, melawan, dan membenci. "Lahirlah eksklusivisme antara kita dan kalian, saya dan kamu, beriman dan kafir. Inilah yang harus kita lawan. Kita bisa mengembalikan pandangan bahwa Islam itu cinta dan kasih sayang,"
- Prof Syafii Ma'arif. "Sangat menyesalkan. Ini sangat melukai Indonesia, "Ini biadab. Ini harus dicari betul siapa sebenarnya orang ini, saya percaya Polisi bisa bergerak cepat mengungkap ini,"
Dan masih banyak lagi kegeraman dari berbagai komentar netizen yang mengecam tindakan tersebut.
Dalam perbincangan Prof Syafii Ma'arif, menegaskan bahwa pelakunya paham dengan bahasa arab dan mengerti ayat-ayat. "Iya dia bisa Bahasa Arab, baca ayat-ayatnya dia juga tahu," (Sumber: Tribun Jogja)