Mohon tunggu...
aslan syahputra kilan
aslan syahputra kilan Mohon Tunggu... -

Pakar Seniman Pujangga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Metode yang telah hilang

1 Januari 2013   06:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:42 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Banyak guru dan orang tua telah meninggalkan metode yang telah diajarkan oleh seluruh umat manusia, yaitu metode cerita. Padahal metode cerita banyak disukai oleh anak-anak, baik yang miskin, kaya, anak konglomerat, anak petani, baik orang kota maupun orang desa. Selain anak-anak, orang dewasa dan orang tua sangat menyukai cerita. Karena cerita dapat mengembangkan kreativitas, imajinasi dan lain-lain.

Cerita juga membawa pengaruh terhadap anak. Dengan cerita anak-anak bisa memahami apa yang terkandung dalam cerita. Tapi semua itu tugas guru yang perlu diperhatikan pada masa era globalisasi ini. Guru maupun orang tua hanya menceritakan apa yang terdapat dalam buku, padahal hikmah-hikmah dalam cerita tidak diperhatikan.

Orang tua zaman dahulu, hanya bercerita menampakkan tokohnya saja, baik tokoh yang baik maupun jahat sehingga anak-anak meniru tokoh-tokoh yang baik maupun jahat. Seperti superman, superboy, robin & batman. Anak-anak meniru tokoh tersebut dengan memakai kain orang tua. Baik kain untuk shalat maupun kain untuk tidur. padahal efeknya sangat tidak baik, karena ketika ayah, ibu maupun kakak ingin shalat kain mereka kotor karena kena pasir, tahi ayam maupun kotoran lainnya.

Maka dengan itu diharapkan baik orang tua, guru-guru, maupun pendidik lainnya, agar menanamkan hikmah-hikmahnya saja agar anak pada sekarang tidak berbuat brutal, korupsi, dan lain-lain.

Mari kita gunakan metode cerita yang hampir hilang ditelan zaman, padahal metode ini merupakan metode yang telah Nabi Muhamammad Saw gunakan sejak dahulu kala. Selain metode ini banyak metode yang digunakan. Yang penting dengan metode kelembutan. Karena Nabi Muhammad mengajarkan kepada manusia erti kelembutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun