Mohon tunggu...
Amy Lubizz
Amy Lubizz Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

PDI P Sulit Capreskan Jokowi

13 Februari 2014   23:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:51 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hasil polling yang dilaksanakan oleh berbagai lembaga survey menunjukkan tingginya ekpektasi rakyat Indonesia agar Joko Widodo (Jokowi) Gubernur DKI Jakarta sekaligus politikus PDI Perjuangan maju sebagai calon Presiden Repulik Indonesia pada Pilpres 2014.

Politikus yang terkenal dengan gaya sederhana dan hobby blusukan ini dipercaya tidak akan mempunyai tandingan yang se level layaknya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2 kali Pilpres terakhir.

Sayangnya tingginya hasil survey seolah belum meyakinkan jajaran kepengurusan pusat PDI P untuk segera mematentakan Jokowi sebagai kandidat resmi pada Pilpres 2014 mendatang.

Keadem-ayeman PDI P ini merupakan sebuah anomali partai politik jika melihat rival-rival PDI P telah lebih dulu dengan percaya diri mendeklarasikan calon presiden mereka.

Bayangkan partai kecil semacam Hanura saja jauh-jauh hari sudah berani melakukan start kampanye dengan mengusung jagoan mereka Wiranto – Harry Tanoe Sudibyo. Demikian pula Golkar dengan Abu Rizal Bakrie dan Partai Gerindra dengan sosok yang penuh semangat Prabowo Subianto.

Di sisi lain ada Partai Demokrat yang sudah hampir pasti mengusung pemenang konvensi calon Presiden internal Partai yang telah dikampanyekan dalam bulan-bulan terakhir. Hal yang sama juga sudah dilakukan oleh PKB dengan mengusung salah satu dari tiga calon yakni Rhoma Irama, Mahfud MD dan Yusuf Kalla

Pertanyaanya kenapa PDI P belum mendeklarasikan Jokowi sebagai Capres 2014?

Jika melihat ke dalam sebenarnya ada keragu-raguan di kalangan elit PDI P untuk mengantarkan Jokowi sebagai calon Presiden. Hal ini disebabkan ketergantungan tinggi internal PDI P terhadap sosok keluarga Soekarno yang dalam hal ini diwakili oleh Megawati dan Puan Maharani.

Keragu-raguan PDI P tersebut bahkan secara tersirat diutarakan oleh Ketum PDI P Megawati Sukarno Putri dalam sebuat acara TV beberapa waktu lalu.

Saya menduga ada sebuah kekawatiran pencalonan Joko Widodo akan mengganggu stabilitas PDI P dalam jangka panjang.

Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa sosok trah Soekarno (Mega dan Puan) tidak hanya sebagai tokoh sentral dalam Partai namun juga keberadaan mereka dianggab sebagai symbol pemersatu sekaligus kekuatan ideologis yang tak mungkin digantikan oleh sosok Jokowi sekalipun.

Bayangkan, akan dikemanakan karir politik Puan Maharani jika ke tokohan beliau ditutupi oleh kebesaran Joko Widodo dalam jangka waktu 10 tahun mendatang.

Jika kita melihat ke tahun 2 dekade ke belakang saat penyusupan Soerjadi ke PDI (cikal bakal PDIP) sudah sangat jelas menunjukkan ketergantungan PDI terhadap sosok keluarga Soekarno. Sejarah menunjukkan bahwa PDI tanpa tokoh trah Soekarno sebagai aktor utama hanya akan menjadi pelengkap peserta Pemilu saja.

Keterpilihan Jokowi menjadi Presiden dikhawatirkan akan melenyapkan kekuatan magis keluarga Soekarno di PDI P, karena secara otomatis Puan yang selanjutnya akan mengambil peran Ibunya (Megawati) mau tidak mau akan menjadi bayang-bayang Jokowi paling tidak untuk masa 10 tahun mendatang dengan demikian akan dikawatirkan akan berdampak buruk terhadap eksistensi PDI P di masa mendatang.

Pertanyaannya apakah PDI P mau mengambil resiko dengan meredupkan karir politik sang Ketum masa depan?

Barangkali hal inilah yang membuat PDIP tidak mau sembrono mengambil langkah pragmatis dengan menetapkan Jokowi sebagai calon Presiden di Pilpres 2014.

Duet Jokowi – Puan

Namun demikian peluang Jokowi menjadi calon presiden dari PDI P masih sangat terbuka lebar asalkan PDI P berhasil menduetkannya dengan Puan Maharani sebagai calon Wakil Presiden. Keberadaan Puan sebagai Wakil tentu saja tidak akan membuat nama Puan makin tenggelam namun sebaliknya akan membuatnya semakin mempunyai nilai pada Pilpres 2 periode berikutnya dan tentu saja tidak akan menggangu konsistensi PDI P sebagai partai besar.

Namun demikian opsi menduetkan Jokowi- Puan harus dibarengi keberhasilan PDI P meraup paling tidak 30 % suara untuk dapat menggolkan calon sendiri tanpa harus berkoalisi dengan Partai lain, sebuah angka yang nampaknya cukup berat buat PDI P.

Alternatif lain adalah PDI P harus mampu meyakinkan partai lain untuk menggenapi electoral treshold untuk menggolkan pasangan ini, pertanyaanya partai mana yang mau berkoalisi dengan PDI P tanpa minimal calon Wapres dari kubu mereka?

Jadi apakah Jokowi akan benar-benar nyampres? Menarik ditunggju.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun