26 Okt '13
"Sekumpulan pemuda menuntut perubahan, sekelompok yang lain ingin menjadi perubahan itu sendiri, semuanya baik, pikirku".
Kebijakan pemerintah yang keblinger dari logika rakyat memang perlu oposisi kuat kelas macan. Jika rakyat memekik tidak adil, maka lawan! jika rakyat merintih sakit, maka bela! jika mahasiswa yang menyampaikan logika rakyat tidak didengar maka ayo turun ke jalan! kita goyang hati mereka sebagaimana kita menggoyangkan pagar!
Biar tidak semakin senewen kelihatannya mereka yang ber-jas, berdasi, dan bersongkok dalam kerjanya.
Tapi ada juga mahasiswa yang memilih berjuang di lapisan akar rumput. Pada lapisan ini perlu juga diperkuat dengan bantuan pemuda yang telah punya ilmu dan dilandasi logika rakyat juga pastinya: jika ekonomi dan pendidikan rakyat dinilai masih susah, maka perbaiki dengan ilmu yg didapat dari altar perlkuliahan.
Ada samanya dua kelompok itu, ada bedanya juga.
Samanya mereka bertujuan baik dan InsyaAllah baik pula bagi rakyat yang diperjuangkannya. Samanya pula awalnya mereka kebanyakan dicibir oleh rakyat yg diperjuangkannya: dianggap tidak tulus, menjerumuskan, mereka apatis! mungkin karena mereka (rakyat) kurang memahami niat baik mahasiswa, atau terlalu sering merasa dibohongi golongan tua yang gemar memancung kepentingan rakyat demi membulatnya perut sendiri.
Bedanya, di akhir, kebanyakan mereka yang turun jalan tetap tidak mendapat peluk hangat dari rakyat yang dibelanya mati-matian.
Namun bagi orang-orang yang berjuang di akar rumput dan sukses mendongkrak ekonomi warga desa, mereka akan mendapat anggukan hormat dr orang atas dan peluk cium masyarakat sekitarnya karena telah diteguknya pengaruh positif pemuda-pemuda itu secara nyata.
Tanpa peran banteng-banteng muda yang marching, menuntut perubahan di jalan-jalan provinsi dan berorasi di depan gedung-gedung penguasa, tak tahu lagi aku bagaimana aspirasi logika rakyat bisa terdengar di kuping pemimpin.
Dan tanpa banteng-banteng muda yg lain, yang memilih menjadi starter perubahan itu sendiri, susah kubayangkan sampai kapan bangsa ini tidak berubah.
Kemajuan ekonomi sebagai manifesto revolusi reformasi tidak boleh tidak harus dikawaki pemuda-pemuda yang punya idealisme tegas untuk mengabdi dan berilmu.
Tingkat pendidikan yang baik sebagai manifesto jangka panjang revolusi reformasipun hanya bisa dibawa dengan baik oleh punggawa-punggawa muda. Hanya mereka yang punya kesediaan berkorban tulus, sisi kemanusiaan murni yang tidak dilatar belakangi uang atau kekuasaan.
Hidup Mahasiswa!
Hidup Rakyat Indonesia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H