Mohon tunggu...
Arbi Sabi Syah
Arbi Sabi Syah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Jurnalis Komparatif.id

Jurnalis Komparatif.id dan Kreator Konten Media Sosial Blockchain.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sebuah Pernyataan Untuk Cinta

7 Juli 2010   04:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:02 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_237851" align="alignleft" width="300" caption="Ilustrasi Pinjaman Dari Om Google"][/caption]

Ini adalah sebuah Pernyataan yang khusus kuperuntukkan sepenuh jiwa untuk Cintaku yang sekarang sedang mengeja huruf demi huruf dari ungkapan hatiku yang dimulai pada paragraph kedua dari tulisan ini. Aku ingin kau tahu apa yang kurasakan sejak kita saling kenal. Ini adalah sebuah pernyataan yang unik dan mungkin membuatmu kaget. Maafkan aku. Maklumilah bahwa Aku tak mau menyimpannya dalam lubuk terdalam hatiku selamanya. Lebih baik ini kuberitahu padamu agar aku tenang bila esok hari dunia tak lagi mampu ditapaki kakiku. Kuharap engkau paham dan mau memberiku sesimpul senyum termanis yang kau punya saat mengetahui ini. Bagimu ini lucu, tapi bagiku semua ini adalah rasa yang kupersembahkan untukmu. Hanya buatmu. Harapanku, engkau bisa membacanya dengan jiwa yang tenang agar engkau bisa merindukannya ada dari orang yang kau cintai dengan sepenuh hati saat ini dan mungkin nanti. Entahlah!

Hai Wanita termanis, KENAPA aku harus mengingatmu setiap detik tanpa bisa kuhentikan sedikitpun? Aku seakan ada dalam penjara yang kau buat dengan jeruji dari karang yang sangat kuat mengikat jiwa dan ragaku.Sungguh sulit melepaskan diri dari jeratanmu. Aku butuh bantuan banyak orang. Namun, ketika aku berteriak meminta pertolongan selalu saja tak ada yang mau mendengarkannya? Pada hal, sudah kucoba menghentikan saat rasa itu muncul berkali-kali. Sulit. Ya, dalam benakku hanya muncul satu kata itu saat ingin jauh dari rasa rindu bertemu denganmu. Lelah hatiku mengikuti jejak-jejak keindahanmu cintaku. Sampai kapan aku harus memintanya diam memikirkanmu?

Tak ada orang yang tahu rasa ini. Aku tahu itu. Kau telah butakan hatiku untuk cinta yang lain. Hatiku dan hatimu telah sering bicara jujur dalam sekat yang tak mungkin kita buka. Bagiku, ini petaka besar melebihi murkanya gunung merbabu dan marahnya laut yang meninggikan gelombangnya untuk dunia. Aku tak ingin mendustai hatiku bila cintaku mekar, bugar, dan merekah sesubur rerumputan setelah musim hujan usai. Terus terang aku mencintaimu setulus hatiku dengan semua sayang yang ada dalam jiwaku. Sepanjang usiaku entah berapa panjangnya pun cinta ini akan terus ada untukmu.

Meskipun, cinta ini tak begitu sempurna di matamu indahnya. Namun, ia telah begitu erat melekat kuat dan tak bisa kuhentikan. Bukankah cinta yang semestinya harus diungkapkan dengan tulus?

Kini, aku menanti waktu yang tepat darimu memberikanku cinta yang sama. Rasa yang tak beda dari milikku untukmu yang selalu kunanti hadirnya. Aku masih tak peduli bila banyak orang mengatakan bahwa kau tak pantas untukku. Cinta lebih mementingkan kebahagian. Aku yakin memikirkan itu. Apapun adanya dirimu telah kuterima sepenuh hati. Ijikan kurajut benang-benang rasa ini menjadi rindu yang terus berlanjut kapanpun hingga suatu hari kita bisa bersama-sama menikmati indahnya.

Sayang, aku tak ingin menunggu lebih lama lagi ingin hidup indah denganmu.

Dengan Sepenuh Cinta dan semua ponakannya.

***Hayalan tentangmu begitu indah, sulit bagiku mengurangi kadar atau dosisnya, meskipun telah kau larang berulang kali. Aku tetap cinta padamu..dalam hayal dan imajiku. I love You!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun