Mohon tunggu...
Arbi Sabi Syah
Arbi Sabi Syah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Jurnalis Komparatif.id

Jurnalis Komparatif.id dan Kreator Konten Media Sosial Blockchain.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perselingkuhan

19 Maret 2011   12:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:38 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13005391501531858112

Dalam kehidupan ini, tidak ada satu pun yang abadi.

Semua hanya masalah waktu...

Bayu seorang pria yang sempurna. Wajahnya tampan, baik hati, pintar, dan dia tipikal pria yang sederhana. Tutur bahasanya halus dan sangat perhatian. Jujur, setia, lagipula sabar. Perfect! Ya, Bayu pantas menjadi idaman setiap wanita manapun.

Perawakannya tinggi besar. Kakinya panjang dan dadanya bidang. Pantatnya bulat dan tangannya kekar. Perutnya duren pula. Kulitnya putih dan mulus. Rambutnya hitam dan lurus. Wajahnya lonjong, matanya bulat dan hidungnya mancung. Dagu dan pipinya biru-biru. Sudah dapat dipastikan dia sangat kuat. Di atas, di bawah, di dalam maupun di luar ranjang.

Penampilannya pun sangat trendi. Dia tahu cara berpakaian. Tahu model dan warna yang paling sesuai untuk dirinya. Dia juga tahu etika berbusana. Tidak pernah over ataupun lower dress. Rambutnya selalu ditata rapih dan selalu memakai parfum. Tidak ada istilah dekil dan bau badan. Selalu mempesona, apalagi bagi kaum perempuan.

Temannya banyak. Dari kalangan bawah sampai kalangan atas. Mulai dari anak-anak sampai kakek-kakek dan nenek-nenek. Lak-laki maupun perempuan. Pintar atau bodoh. Cakep, cantik ataupun jelek. Semua orang menyukainya.

Dia lulusan luar negeri. S2, dengan gelar sarjana dari dua jurusan yang berbeda. Sarjana ekonomi dan teknik industri yang menyandang gelar Master of Business Administrations. Suka membaca dan punya wawasan yang luas. Selalu mengerti apa yang terjadi saat ini, masa yang lalu dan yang akan terjadi di masa yang akan datang.Always know!

Yang paling membuatku salut adalah kesabarannya. Tidak pernah ada pria yang bisa sesabar untuk menghadapiku. Mendengar semua pemikiranku. Menjawab semua pertanyaanku. Menjadi tumpahan emosiku. Menjadi bulan-bulanan ejekanku sekaligus menerima semua pujianku. Tidak ada istilah marah ataupun tersanjung. Rata dan datar saja.

Tidak ada yang lebih sempurna dari Bayu untuk bisa menjadi suamiku. He is the chosen one.

----

Hidupku selalu dikelilingi laki-laki. Ayahku, kedua orang adik laki-lakiku, dan juga teman-temanku. Semuanya laki-laki.

Aku terbiasa hidup dengan laki-laki. Aku tahu apa yang ada di dalam benak mereka. Aku tahu apa yang ada dalam perasaan mereka. Aku tahu benar laki-laki.

Aku tidak cocok bermain dengan perempuan. Dengan ibuku saja aku tidak cocok.

Mereka membosankan. Shopping, salon, gosip, dan telenovela. Sudah. Mereka benar-benar tidak tahu bagaimana menikmati hidup.

Hanya laki-laki yang menjadikanku seorang dewi. Seorang putri. Seorang wanita sejati.

“Kamu lain daripada yang lain.”

“Kamu adalah makhluk yang paling sempurna yang pernah diciptakan Tuhan.”

“Kamu adalah segalanya.”

You are the light of my life.”

“Kamu membuat dunia ini indah.”

“Tidak akan pernah ada yang bisa menandingi kamu.”

“Bintang pun akan selalu tersenyum bila memandangmu.”

You are the only one.”

“Kamu adalah jelmaan dari semua mimpi.”

Gombal? Memang! Aku tahu!

Hanya laki-laki yang menjadi sumber inspirasiku. Menjadi dasar keyakinanku selama ini. Yang membuatku tetap hidup dan bersemangat. Yang membuatku tahu bagaimana menghadapi kehidupan. Bagaimana menghadapi mereka.

----

“Sayang, kamu ada di mana?”

“Di rumah.”

“Kamu ada waktu hari ini?”

“Buat apa dulu?”

“Buat kita.”

Depends….”

Depends on what?”

Depends what is for us?”

Everything nice and sweet.”

But I do not want it!”

So, what do you want?”

If you want me…then you have to know…”

“Oke….tapi kamu ada waktu nggak?”

For you or for us?”

Both.”

Anytime, darling!”

“Nah, gitu dong!”

When and where?”

“Nanti sore, di tempat biasa.”

How about now!”

Nggak bisa! Aku lagi banyak kerjaan.”

Now or never!”

“Sayang…..”

Hmmm…tough choice,ya?”

“Oke. Kamu ke sana jam berapa?”

“Nanti sore!”

“Hahaha…Naughty girl!”

I am.”

“Sampai ketemu nanti sore, ya sayang!”

Klik. Kututup handphone-ku.

Itu bukan Bayu. Itu Andre.

-----

Aku selingkuh.

Bukan hanya dengan Andre. Tapi jugaDoni dan Yuda.

Andre seorang pengusaha muda. Doni seorang pengacara. Yuda juga pengacara.

Andre sudah aku kenal lama. Bahkan sebelum aku menikah. Dia bekas pacarku sewaktu aku masih kuliah dulu.

Doni dan Yuda belum lama aku kenal. Aku ketemu mereka dalam waktu yang sama. Pada acara pesta salah seorang temanku. Mereka juga saling kenal.

Kutemui mereka secara bergilir. Minggu ini Andre, besok Doni, minggu depan Yuda.

Kadang-kadang kami bertemu di dalam kamar hotel. Tak jarang juga kami bercinta di atas mobil. Bisa juga aku datang ke kantor tempat mereka bekerja. Atau hanya mengobrol sambil menikmati makan malam.

Tidak harus malam. Siang atau sore pun bisa. Pagi pun jadi. Terpenting bagiku adalah membagikan waktu untuk ketiga pasangan selingkuh itu. Jadwal kubuat. Waktu pun kutetapkan durasinya. Bagaimana dengan rasa?!

---

Berkali-kali aku berpikir, kenapa aku bisa selingkuh..Hanya tidak lebih dari satu tahun dan tiga hari setelah hari perkawinanku. Dengan tiga orang pria sekaligus!

Mereka semua tidak lebih baik dari Bayu. Sebagian besar kualitas merekabahkan jauh lebih rendah dari seorang Bayu. Paling tidak setaraf.

Nafsu? Tidak juga. Tidak ada satupun dari mereka yang sanggup menandingi permainanku di atas tempat tidur. Bayu bisa membuatku orgasme berkali-kali setiap kali kami bercinta. Hampir setiap hari kami bercinta.

Uang? Tidak mungkin! Keluargaku berada. Bayu juga berasal dari keluarga berada. Penghasilan Bayu memang tidak besar, tapi masih bisa memberiku sedikit kemewahan. Akupun tidak pernah menerima apa-apa dari selingkuhanku. Tidak dalam bentuk uang maupun barang.

Obsesi? Tidak ada obsesi terpaut dalam hal ini. Paling tidak, itu yang kupikir.

Sepi? Mungkin. Aku dan Bayu jarang sekali bertemu. Hanya malam hari dan akhir pekan saja. Teman-temanku juga sudah banyak yang hilang entah ke mana. Tapi, aku paling bertemu laki-laki selingkuhanku dua minggu sekali. Tidak lebih. Itupun secara bergilir.

Bosan? Bisa jadi. Memangnya enak tinggal di rumah terus-terusan? Bayu enakpergi setiap hari. Sibuk dengan pekerjaan. Nah, aku? Ya, right! Sibuk memasak dan mengurus rumah yang kosong yang dibantu dua orang pembantu, satu orang tukang kebun.

Cemburu? Tidak akan kuakui. Walaupun iya, memangnya siapa yang tahu ke mana dan apa saja yang Bayu lakukan di luar rumah. Who knows?

----

Semua orang tidak ada yang bisa mengerti alasan yang sebenarnya dari sebuah perselingkuhan sampai mereka mengalaminya sendiri dan merasakan getaran-getaran hati dan emosi yang ditambah kemelut pikiran yang berkecamuk di antar ribuan perasaan dan pemikiran yang kemudian berakhir dengan perpaduan perasaan antara sukacita dan ataupun penyesalan yang luar biasa dahsyatnya yang tidak bisa dimengerti dan dirasakan oleh orang yang tidak pernah merasakannya sendiri. Terkadang juga, kita sendirinya bertanya, “mengapa aku selingkuh?”

Aku seharusnya tahu bagaimana menghadapi mereka. Aku seharusnya tahu apa yang mereka mau dariku. Aku seharusnya bisa merasakan apa yang mereka rasakan.

Apakah aku sudah serendah itu? Apakah aku sudah sebodoh itu? Apakah aku sudah tidak bermoral lagi?

Bagaimana dengan komitmen yang pernah kubuat sendiri? Peduli setan! Dalam kehidupan ini, tidak pernah ada yang abadi. Semua cuma tinggal tunggu waktu untuk semua berakhir dan dibawa mati. Pertanyaan terakhirku, “bagaimana pertanggungjawabanku terhadap semua yang kulakukan dihadapan Tuhan keyakinanku?!?

Entahlah. Satu hal yang pasti adalah aku menikmati semuanya tanpa beban. Benar-benar enjoy. Dan juga aku benar-benar menyesal..!!![arbimariska]

Duet Saya dan Mariska Lubis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun