[caption id="attachment_276002" align="aligncenter" width="300" caption="Ilustrasi/Kompas.com: Kereta Api yang Anjlok."][/caption] MUSIBAH sepertinya sudah sangat akrab dengan Bangsa ini. Alam yang tak lagi kita sayangi berulah setiap saat. Hutan yang gundul oleh tangan jahil oknum anak Bangsa ini mendatangkan bencana banjir dan tanah longsor di setiap tempat. Belum lagi gempa bumi yang saling terjadi di berbagai tempat secara bergantian. Kerusuhan fisik dilatar belakangi keyakinan dan politik kerap menghiasi lembaran koran dan layar Televisi rumah kita. Dan yang terbaru, kecelakaan tabrakan Kereta Api Argo Anggrek dengan Senja Utama jurusan Jakarta-Surabaya di lintasan Desa Jatimulyo, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah pada pada pukul 03.00, Sabtu (2/10/2010) dini hari. Sejauh ini sudah merenggut 30 nyawa saudara kita sebangsa dan setanah air. Salah satu jalur angkutan paling diminati di Pulau Jawa ini seakan menjadi monster pembunuh yang siap mencari mangsa. Apa yang salah dengan Transportasi Kereta Api kita itu? Pemerintah kita kususnya Departemen Perhubungan seharusnya bisa mengambil hikmah dari kecelakaan Kereta Api. Evaluasi dan investigasi harus dilakukan menyeluruh terhadap manajemen Kereta Api Indonesia mengingat kerap sekali setiap terjadi kecelakaan, banyak nyawa manusia melayang begitu saja. Tak cukup hanya kata berlangsung kawa saja terucap dari Pempimpin Negeri ini. Sudah saatnya Pemerintah kita melakukan perbaikan-perbaikan infrastruktur untuk menopang kelancaran lalu-lintas Kereta Api di Indonesia. Selama ini kita selalu hanya mendengar Departemen Perhubungan dan Transportasi bicara banyak sekali mengenai Program-Program yang akan dilakukan untuk perbaikan dunia Kereta Api di Indonesia. Ide-ide baru banyak bermuculan lewat mulut Tim Ahli mereka. Tapi mana indikator keberhasilannya? Manusia Indonesia pengguna jasa Kereta Api kerap terancam jiwanya. Rel lintasan yang tidak menjamin kelancaran laju Kereta Api karena sudah lama dan terancam amblas adalah bentuk penyebab terjadinya kecelakaan. Belumlagi faktor profesionalitas manusia yang menjadi aktor dalam dunia perkereta apian kita yang sungguh semakin membuat tak nyaman. Dan satu lagi, Kereta Api kita sangat Tradisionil. Kita masih menggunakan Kereta Api model lama. Dan ini sungguh ketinggalan jaman dibandingkan dengan Jenis Kereta Api yang digunakan Negara lain. Kereta Api dan Jalurnya membutuhkan Revolusi Besar termasuk Para Aktor yang terlibat dalam Manajemen Kereta Api. Musibah Kereta Api ini biarlah yang terakhir menjadi sejarah kelam dunia Transportasi Bangsa ini. Kita mengharapkan Pemerintah benar-benar serius memberi perhatian pada perbaikan semua aspek yang menjadi faktor utama kecelakaan Kereta Api tersebut. Bangsa ini sudah begitu banyak meneteskan air mata lewat segala bentuk penderitaan yang dialaminya. Kita tidak pernah ingin melihat lagi lautan darah dan kubangan bangkai saudara-saudara kita di setiap sudut daerah Bangsa Indonesia tercinta ini. Mari kita semua bersatu untuk berbuat sesuatu sekecil apapun bentuknya demi menyelamatkan nasib Bangsa kita bersama. Kita hanya bisa berharap dan berdoa agar Ketera Api itu tidak lagi menjadi Pengancam Jiwa bagi para pengguna jasanya. Semoga.[Bahagia Arbi]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H