[caption id="attachment_218165" align="alignright" width="199" caption="Ilustrasi Dari Om Google Nih"][/caption] MENGAPA setiap melihatmu jantungku berdegub begitu kencang? Iramanya melebihi genderang saat perang akan dimulai. Mungkin semua ini karena tatapan dua bola matamu yang jarang kutemui sebelumnya pada wanita lain yang pernah dekat denganku. Tapi, aku suka irama jantungku berubah detaknya karenamu, biarlah ia terus begitu hingga semua orang mendengarnya. Aku tak peduli dengan pendapat mereka tentangku. Mereka memang selalu begitu membicarakan kedekatan kita berdua. Anggap aja nyamuk-nyambuk di luar kamar sampai akhirnya mereka sadar bahwa kita memang layak diperbincangkan. Kau wanita yang hebat. Mengapa kukatakan hebat? Kamu telah mampu merubah beberapa bagian tubuhku dengan cepat. Aku tak pernah membayangkan begitu sayang. Kamu bisa seperti kilat dengan sorot dua matamu itu hidungku pun bisa berubah, tak hanya irama jantungku saja. Maukah kau tahu bagaimana hidungku berubah sekarang? Kukatakan dengan jantan bagaimana ia kau ubah sayang. Hidungku telah berubah warnanya. Dari putih kemerah-merahan menjadi belang seketika. Aku tak tahu mengapa bisa begini. Sudah kutanya kepada semua teman dan kutelusuri di semua mesin pencari juga tak bisa menjawab keheranananku itu. Iya, aku heran hidungku berubah belang. Lalu, atas saran dari seorang teman, kudatangi seorang Dokter terkenal di kotaku. Kabarnya dia ahli menyembuhkan hal-hal seperti ini karena dia lama belajar di fakultas kedokteran jurusan cinta. Ini kedengarannya aneh, memang. Tapi begitulah adanya. Segera, tadi malam kujambangi tempat praktek si Dokter cinta itu. Sesampai disana langsung dia tertawa keras-keras. Dia ngakak lama sekali sayang. Aku jadi bingung bercampur malu dan gusar juga. Kenapa si Dokter ini tertawa ngakak melihatku. Pada hal sayang, aku sama sekali datang kesitu dengan penampilan yang tak biasa. Busanaku begitu rapi. Bahkan, rambutku pun kuminyaki dengan kusisir apik. Ada parfum seksi yang kubeli saat aku ke Kota Batu dulu pun sudah kusemprot berkali ke tubuhku. Belum lagi sepatu yang mengkilat warna coklat dengan dua garis warna abu-abu di kakiku. Tapi mengapa Dokter cinta itu mentertawakanku? Sayang, saat tertawanya berhenti. Si Dokter mengatakan sebuah kalimat tanpa mempersilahkanku duduk lebih lama. "Hidung Anda telah belang sekarang gara-gara menatap mata indah bola pimpong yang sangat seksi milik seorang wanita idaman Anda. Ini terjadi belum lama kan?" Aku tak bisa menjawabnya selain mengangguk saja. Lalu dia melanjutkan kan diagnosanya sayang. "Anda terlalu suka menatap mata indah milik bahenol wanita itu. Untuk menyembuhkannya saya hanya sarankan Anda temui dia secepatnya dan bujuk dia agar mau menikah dengan Anda. Sekarang, pulanglah." Tanpa basa-basi aku langsung bergegas pulang. Dalam perjalanan ke rumah aku hanya memikirkan kata-kata di Dokter tadi yang menyuruhku cepat-cepat menemuimu, mengajakmu nikah, dan kita hidup serumah biar hidungku kembali normal warnanya. Ah, kamu luar biasa dahsyatnya sayang. Hidungku bisa berubah belang dengan cepat. Aku khawatir, bila tak segera menemuimu disana maka wanita lain akan banyak datang padaku meminta dinikahi. Aku takut itu sayang, bukankah aku hanya cocok menikahi dirimu? Salam termanis untuk semua yang kau punya. Dariku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H