Mohon tunggu...
Arbi Sabi Syah
Arbi Sabi Syah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Jurnalis Komparatif.id

Jurnalis Komparatif.id dan Kreator Konten Media Sosial Blockchain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Banjir Wasior Terjadi Karena Ulah Tangan Jahil

10 Oktober 2010   07:03 Diperbarui: 13 Juli 2015   10:19 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_284814" align="alignleft" width="300" caption="Ilustrasi/Kompas.com: Wasior Mirip Aceh Ketika Musibah Tsunami."][/caption] BENCANA banjir yang melanda Kota Wasior ibukota dari Kabupaten Teluk Wondama wilayah Propinsi Papua Barat pada Senin (4/10/2010) pagi adalah rentetan peristiwa tragis di Negeri ini akibat tangan-tangan jahil tidak bertanggung jawab. Musibah yang sudah merenggut 87 jiwa manusia,lebih dari 800 orang mengalami luka dan 4.000 jiwa mengungsi ke Manokwari dan Nabire terasa sangat menyakitkan jiwa dan raga kita semua. Harian Kompas memberitakan bahwa Jumlah korban tewas diperkirakan bertambah mengingat timbunan lumpur di kota itu mencapai 2 hingga 3 meter. Sungguh memilukan nasib saudara-saudara kita yang kini harus mendekam dalam sekat hitam derita psikologis akibat kejamnya sekelompok orang bejat yang didukung oleh tim pejabat laknat. Saya harus menuliskan demikian vulgar pada akhir paragraf diatas karena saya muak dengan perilaku para saudagar kayu alias cukong yang dibantu aparat-aparat pemakan uang rakyat tersebut. Ulah kolaborasi rapi mereka telah memakan korban jiwa yang sangat banyak dan tidak berdosa sama sekali atas perusakan hutan yang dilakukan kelompok bejat bin laknat tersebut yang hingga saat ini mungkin sedang menikmati akhir pekan dengan penuh nikmat, entah dimana! Para pelaku itu tak pernah mau menyadari bahwa kerusakan yang sudah 80% menimpa Wasior adalah ulah mereka. Pemerintah harus berbuat sesuatu untuk mencegah terjadinya bencana serupa di daerah lain di Indonesia. Hutan di wilayah Kabupaten Teluk Wondana sudah begitu parah rusaknya. Dan inilah yang mengakibatkan bencana banjir bandang tersebut. Seperti yang direlease oleh Lembaga Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) dan dimuat oleh Kompas pada Kamis, 07/10/2010 yang lalu. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (baca; Pak Beye) seharusnya bertindak tegas bila telah mengetahui adanya konspirasi orang-orang kepercayaannya dengan para cukong biadab dalam menebang pepohonan sesuka hati mereka alias liar di hutan manapun di Indonesia. Kita semua masyarakat Indonesia ingin sekali mendengarkan Bapak Presiden Republik Indonesia terhormat tersebut bisa berpidato resmi tentang masalah kerusakan hutan di Indonesia yang sudah sangat kronis secara detil seperti beliau berpidato tegas terhadap Para Teroris yang ada di Indonesia. JIka Pak Beye tak bisa berpidato sedetil-detilnya mengenai ini maka kelompok teroris beneran hanyalah rekayasa pesanan Obama Cs.![Bahagia Arbi] Bisa juga dibaca tulisan  saya yang baru lalu muncul di Headline lho :) Boaz Solosa kagetkan Uruguay Selama 2 minggu ini tulisan beberapa teman akan ikut meramaikan Ruang Mewah milik saya di Apartemen Bernama Kompasiana ini yang bisa Anda baca pada daftar berikut ini: @Della Anna            Masturbasi Ketika Balita, Mungkikah? @Trihito Eribowo     Jelang Jerman vs Turki tuan rumah siaga satu @Dinar Manaf          Sangar lewat gol kejutan Boaz @Fidel Dapati          Bersembunyi di balik RMS @Ragile                   Soal Atree hawa Menggugat Fiksi Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun