Mohon tunggu...
Arbi Sabi Syah
Arbi Sabi Syah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Jurnalis Komparatif.id

Jurnalis Komparatif.id dan Kreator Konten Media Sosial Blockchain.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Kami Bukan Jago Kandang, Gopal!

23 Desember 2010   03:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:28 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_81372" align="aligncenter" width="264" caption="Ilustrasi/Pepitoku.com"][/caption] Keberhasilan Tim Nasional Indonesia mencatatkan rekor 100% melangkah ke Final Piala AFF 2010 telah membuka banyak mata para pencinta dan pengamat Sepakbola di Asia Tenggara yang selama ini menganggap Indonesia sebuah negara yang sukses di masa lalu. Dulunya tak sedikit pula media di dalam negeri yang selalu meremehkan kemampuan pemuda Indonesia mengolah si kulit bundar. Kini semua telah berubah. Dunia Sepakbola Indonesia telah mengalami reformasi besar-besaran. Hal ini dimulai dengan diberikannya kewarnegaraan untuk pemain seperti Mustafa Habibie (Christian Gonzales) dan Irfan Haris Bachdim sehingga keduanya bisa mengenakan kostum merah - putih. Kabar terbarunya adalah Pemerintah Indonesia juga telah menerima permohonan Jefrey Leiwakabessy Kurniawan untuk menjadi warga Negara Indonesia. Jefrey adalah bek kiri kelahiran Arnhem iyang sejak tahun 1998 telah memperkuat NEC Nijmegen, dan sempat mencicipi Timnas Junior Belanda. Terlepas dari proses Naturalisasi pemain asing atau keturunan yang memperkuat Timnas Indonesia baik yang sedang berlaga dalam turnamen AFF 2010 atau dalam pertandingan-pertandingan di turnamen International lainnya, menurut saya kemampuan semua Pemain Indonesia memang sudah menunjukkan nilai yang sangat Positif. Semua itu tak terlepas dari kontribusi luar biasa Pelatih Alfred Riedl dengan racikan beda rasanya dalam setiap pertandingan yang dilakoni Tim Nasional Indonesia dalam tiga pertandingan terakhir. Menghadapi Timnas Malaysia dalam leg pertama Final Piala AFF 2010 yang akan digelar di Stadion Bukit Jalil tersiar kabar dari pelatih kedua Negara seputar taktik yang akan diterapkan tim masing-masing dalam pertandingan tersebut. Jika Pelatih Alfred Riedl tetap menekankan kekompakan tim dengan memanfaatkan ketajaman kedua sayap Indonesia, maka Pelatih Malaysia K Rajagopal lebih menyiasati taktik mematikan kedua sayap tajam yang dimiliki Indonesia yaitu Muhammad Ridwan di kanan dan Octovianus di sisi kiri pertahanan lawan. Gopal, juga mengatakan bahwa semua pemain Indonesia layak diwaspadai dan diberi konsentrasi penuh. Ini instruksi yang wajar mengingat kemampuan para pemain Indonesia yang rata-rata satu tingkat berada di atas pemain Negeri Jiran tersebut. [caption id="attachment_81373" align="aligncenter" width="288" caption="Ilustrasi/ceritamu.com"]

1293075624895931464
1293075624895931464
[/caption] Namun, Gopal dan Malaysia tetaplah Gopal dan Malaysia itu sendiri. Dalam setiap kesempatan berseteru dengan Indonesia baik urusan tenaga kerja, perebutan wilayah kekuasaan, dan kini dalam Pertandingan Sepakbola mereka seakan-akan menganggap Negara Indonesia adalah anak bawang. Sebuah negara yang tak berwibawa, kira-kira seperti itu. Sehingga tidak mengherankan Jika Gopal yang kini dianggap Pelatih sukses oleh penikmat Sepakbola di Malaysia itu agak sedikit menyindir Skuad Tim Nasional Indonesia. Dia menganggap kita diuntungkan dalam Turnamen Piala AFF 2010 ini karena semua pertandingan kita lakukan di rumah sendiri. Dengan kata lain, pernyataan Gopal ini memberikan dua interpretasi negatif menurut amatan saya. Pertama, Gopal menganggap kita beruntung saat mampu mengalahkan Malaysia dalam babak penyisihan Grup Piala AFF 2010 karena pertandingan diadakan di Jakarta. Kedua, Gopal memang telak menyidir Tim Nasional Indonesia dalam dua pertandingan Semifinal melawan Kesebelasan Multi Nasional Filipina karena Tim Merah-Putih tidak bermain di Manila. Hal ini beda dengan Malaysia yang mampu mengalahkan juara bertahan Vietnam di Kuala Lumpur dan mereka sukses menahan Vietnam tanpa gol dalam leg kedua yang justru digelar di kandang Macan Vietnam yang meloloskan mereka ke babak Final sehingga bertemu Kesebelasan kesayangan Negara saya. Gopal salah kaprah. Dia terlalu berlebihan membuat penilaian walau hanya sebagai bagian dari perang urat saraf sebelum kedua tim bertemu. Dia lupa bahwa 5 gol yang bersarang ke kandang tim asuhannya bukanlah kebetulan semata. Tetapi gol-gol itu lahir dari kemampuan pemain Indonesia memanfaatkan lemahnya kordinasi lini belakang Malaysia. Bahkan, penguasaan bola skuad kebanggaan Gopal jauh berada di bawah Thailand, Laos, dan Filipina yang juga dikalahkan oleh timnas Indonesia. Gopal mungkin juga lupa bahwa anak-anak asuhan Riedl berhasil membuat rekor baru Turnamen paling bergengsi di Asia Tenggara ini dengan menorehkan 15 gol dan hanya kemasukan 2 gol saja. Saya yakin, Gopal akan membayar mahal pernyataannya tersebut jika Tim Nasional Indonesia berhasil mempermalukan mereka di kandangnya sendiri pada tanggal 26 Desember 2010 mendatang. Terakhir, saya ingin tegaskan bahwa kami bukan Jago Kandang Gopal! [Bahagia Arbi]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun