[caption id="attachment_218631" align="alignright" width="300" caption="Ilustrasi Dari Om Google Nih"][/caption] TAK ada artinya jika kini kau ajarkan padaku cara melupakanmu saat benakku telah terlanjur dipenuhi semua keindahan yang kau punya. Semua tentangmu tak sanggup kupindahkan. Sunguh. Ini adalah sebuah pengakuanku yang jujurnya tak perlu kau ragukan. Sedikitpun kumohon jangan pernah!
Aku tak sanggup melakukan apapun untuk menghilangkan rasa yang pernah kau sisakan nikmatnya hingga kini. Aku hanya setuju jika kau minta merelakanmu pergi menikmati cinta yang kau pilih. Nikmatilah. Aku memang begini. Mencintai sepenuh hati sosokmu dan disisi lain kubiarkan kau tak memilih rasa yang kutawarkan. Tapi, jangan pernah memaksaku melupakan semua yang menarik darimu dan hanya kau satu-satunya di dunia ini yang memiliki itu. Hanya kau yang mampu memuaskan hatiku.
Terserah. Anggaplah aku orang gila. Seorang Pencinta yang berhasil kau buat mabuk. Kutegaskan padamu bahwa kamu telah menjadi sesuatu yang selalu kupuja dan kini merantai hatiku. Kau telah tambatkan seutuhnya aku pada rindangnya keindahanmu dengan daun-daun yang kurindukan manisnya. Tak perlu khawatir karena Aku tetap saja tenang dengan semua itu walau sebenarnya lezat biji cintamu tak bisa kusentuh lagi sedikit pun.
Kau selalu saja bersemanyam mengisi istana cinta dalam hati ini. Dalam lemahnya diriku tanpa semua yang kumau sepenuhnya kusadari bahwa kamu bukan diciptakan Tuhan untukku. Aku bukan sosok yang sanggup penuhi keinginan hatimu. Bukankah kau pernah katakan bahwa aku sama sekali tak sanggup menjadi cinta sejatimu?
Saat itu kau tahu bahwa aku selalu katakan setiap saja kubuka mataku di subuh hari hanya kamu yang ada dalam ingatanku. Betapa luar biasanya pengaruh aroma cinta yang kau buat hingga aku hanya mau memberikan hatiku padamu, bukan untuk yang lain. Karena, kamu adalah cinta sejatiku. Pasti, pada satu kamu kutambatkan hatiku hingga kini.
Bila memang cintamu tak bisa kumiliki. Ijinkan kusimpan sosokmu dalam relung terdalam hatiku selamanya. Biarkan aku sakit, hingga suatu hari kau menyadari bahwa kesalahan terbesar yang pernah kau lakukan dalam hidupmu adalah menolak sebuah hati tertulus yang hanya milikku dan ternyata tak pernah kau dapatkan darinya.
Aku sudah tak mungkin mewujudkan mimpiku memasang cincin di jari manismu. Dan sejak saat ini rongga hatiku yang begitu sepi selalu kusimpan untukmu. Suatu hari para penilai hati akan memberiku penghargaan karena aku berhasil menuntun hatiku dalam sabar menantimu sebagai jodohku Entah sampai kapan aku ada pada satu hati, padamu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H