Mohon tunggu...
ALDI SUSILO EFFENDI
ALDI SUSILO EFFENDI Mohon Tunggu... Mahasiswa - SAYA SEBAGAI MAHASISWA

HALO TEMAN TEMAN PERKENALKAN NAMA SAYA ALDI, SELAMAT DATANG DAN SELAMAT MEMBACA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan Dan Peran LSM Dalam Penguatan Demokrasi Dan Kesejahteraan Masyarakat

15 Juli 2024   22:38 Diperbarui: 15 Juli 2024   22:39 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apa itu LSM?

Lembaga Swadaya Masyarakat atau biasa di singkat (LSM) adalah lembaga organisasi non pemerintah yang beroperasi secara independen dari pemerintah dan tujuan utamanya adalah untuk advokasi,memberikan pelayanan sosial,atau melakukan kegiatan lainya yang bermanfaat bagi masyarakat.

Kali ini saya sedang mewawancarai salah satu pemilik lembaga swadaya masyarakat, yaitu lembaga swadaya masyrakat Bakti Negeri Papua yang di dirikan pada tahun 2020 dan mempunyai izin yang berbadan hukum,lembaga ini di akan perpanjang pada tahun 2025. Beliau mengatakan bahwa "lembaga swadaya masyrakat adalah lembaga swadaya yang tidak mempunyai biaya,punya biaya jika mempunyai dontaur. Tergantung kepada masing-masing LSM kira-kira siapa yang akan ditempatkan ke dalam struktur LSM sebagai donatur. Belia mengatakan dulu ada anggaran yang dikeluarkan dari pemda terhadap masing-masing LSM yang terdaftar di kesbangpol".

Lembaga swadaya masyarakat baktin sempat melapor kepada kesbangpol tetapi dari pihak kesbangpol mengatakan bahwa anggaran tidak ada,tetapi jika di ajukan ke pemda mungkin akan dipertimbangkan. Tetapi selama ini hasil kordinasi yang kita jalankan tidak ada anggaran dan bahkan kami sudah menjalankan program di kokoda seperti sosialisasi,pembelajaran masyarakat kokoda karena kita punya konsep itu pendidikan dan sosial, kalau untuk sosial sendiri itu kita sudah jalankan tentang pembagian pakaian-pakaian bekas dan untuk pendidikan kami sudah mendapatkan data tentang masyrakat kokoda di kilo 8 ini yang putus sekolah atau sedang sekolah tapi dengan ruang lingkup yang tidak sesuai, orang kokoda itu ada yang belajar di aimas tapi tinggal di kilo 8 dan bahkan ada juga juga yang sekolah di sekolah istianah. Kemarin kami coba dorong dari LSM Bakti Negeri Papua kami mengundang dinas pendidkan,anggota dewan dan langsung turun ke kokoda dan bukan cuman sekali tetapi tiga kali turun. Dan sudah disepakati kalau bisa di bangun sekolah di kokoda atau mungkin anak anak ini ditempatkan di sekolah terdekat dan mungkin yang sudah putus sekolah agar menjalankan program paket c dan sudah kami jalankan hanya saja program dari dinas tidak ada. Kemudian yang namanya program itu harus mempunyai anggaran dan kami tidak pernah mendapatkan itu, dan kami jalankan secara mandiri dengan patungan bersama teman-teman pengurus LSM dan apabila dari lurah mengatakan tidak sinkron itu wajar karena kami tidak didanai dari lurah atau pemerintah,terkecuali mempunyai hubungan baik dengan pemerintah. Lalu kami punya program yang berjalan kemarin bimbingan olahraga dari pusat itupun di bantu oleh anggota dewan DPRI yang mempunyai program tentang olahraga,kami buat program di dom kami buat olahraga bola voli dan sudah terlaksana dan juga kami buat seminar di kampus itu juga terlaksana dan anggarannya itu dari pusat dan yang terakhir kami lakukan itu tentang infrastruktur sekertariat itu juga sudah selesai, intinya anggaran daerah itu nol tidak ada.

Apa hubunganya LSM dengan pemerintahan dan katanya LSM ini tidak mau bergerak jika tidak ada anggaran,tanggapan bapak seperti apa?

"ya karena memang membutuhkan uang karena kita menjalankan program harus membutuhkan dana,kami pun menjalan program di kokoda minimal belikan air,belikan anak-anak makanan atau gula-gula, tanggung jawab moril itu tergantung pada tiap orang. Tetapi pada saat itu walaupun kami tidak punya uang kami tetap menjalankan,walaupun cuman gula-gula dan air minum, tapi dimana kira-kira kontribusi pemda kalau kita mau lihat. Contoh data sudah ada tetapi tidak ada progres,bukan ingin menyalahkan tetapi mereka punya kewajiban sebenarnya, LSM kan hanya membantu atau hanya wadah untuk menyediakan data. Tetapi apa yang kita dapatkan tidak pernah dinilai, dalam artian bukan kita perlu uang hanya saja data itu perlu uang bukan mau bekerja jika ada uang, ya minimal kita di hargai jasa. Jadi sebenarnya harus juga pemda punya inisiatif kalau LSM yang yang terdaftar di kesbangpol minimal diberikan ruang atau ada anggarannya biar kita pun tau kemampuan kita sampai dimana dengan anggaran yang disediakan. Kalau ada anggaran sekian misalnya dari pemda kita pun tidak bisa berbuat lebih. Contoh masing-masing LSM anggaranya sekian untuk jalankan program. Tapi yang selama ini terjadi kan setelah mendaftar setelah itu habis, silahkan cari sendiri modalnya.

Seperti yang bapak bilang tadi bahwa untuk menjalankan program itu bapa bersama teman-teman melakukan patungan, apakah ada cara lain selain patungan yang bisa bapak lakukan untuk mendapatkan uang supaya program ini berjalan dan apa suka dukanya bapak bersama teman-teman di lembaga swadaya masyarakat ini?

"kalau untuk cara lain kira-kira kami mencari donatur untuk mendapatkan uang, contoh kita punya pembina itu anggota dewan di komisi sepuluh,walaupun pas mau turun baru di kasih biaya kita pun terima itu tidak pernah kita menolak dan itupun bukan untuk kita tetapi untuk menjalankan program, pada intinya selama kita menjalankan program itu tidak pernah didukung oleh dinas, apresiasi pun tidak ada.

Kemudian untuk suka dan duka tergantung pada teman-teman mau bekerja bagaimana,kalau teman-teman yang bekerja hanya dua sampai tiga orang saja itu yang menjadi duka, tetapi kalau semua berkerja dengan rasa kepedulian tanpa mengharapkan uang  itu yang menjadi suka. Contoh ada teman kami dari PKH mereka turun walaupun tidak ada uang dan malah mereka yang mengeluarkan uang karena mereka tau bagimana cara mendekati orang-orang yang ada dipapua.

Karena secara logikan pikiran anak-anak itu ketika kami datang walaupun hanya gula-gula setidaknya harus ada untuk menjalankan kegiatan kita. Itulah yang menjadi suka duka di LSM kami.

Kemudian apa bedanya LSM Bakti Negeri Papua dengan Lembaga yang lainya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun