Mohon tunggu...
Alif Farhanudin
Alif Farhanudin Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Barista Kedai Mifeng Kopitiam Ijen

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Jangan Bilang Ingin Kaya Jika Kamu Belum Tahu Ini!

6 Januari 2024   06:20 Diperbarui: 6 Januari 2024   06:25 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.freepik.com/free-ai-image/overflowing-coins-within-jar-symbolize-both-savings-financial-education_65362683.

Di abad ke-21 ini telah banyak sekali perubahan signifikan pada dinamika kehidupan manusia dari yang dulu etika karakter yang menjadi tolak ukur kesuksesan seseorang menjadi manusia seutuhnya, berubah menjadi etika personal setelah perang dunia satu, globalisasi yang telah mempercepat dan memperkuat prekonomian suatu negara, dan digitalisasi yang khususnya setelah pandemi covid-19 membiaskan kegiatan nyata dan digital. Hal tersebut tidak dapat kita hindari sehingga mau tidak mau harus kita hadapi.

Tantangan terbesar dalam menghadapi ketidakpastian ini adalah dengan memperkuat pondasi keuangan kita, demikian karena di zaman kapitalis dan individualis ini khususnya  bagi generasi muda yang masih memiliki perjalanan yang masih panjang daripada generasi sebelumnya, membuat seseorang harus tidak tergantung dengan orang lain dan memiliki kekuatan keuangan sendiri, sehingga dapat menjadi salah satu senjata agar tidak terombang-ambing arus yang terjadi saat ini.

Meskipun pengertian kekayaan seseorang berbeda-beda tetapi hanya satu hal yang pasti untuk dapat menjadi kaya yaitu pengendalian konsumsi atau pengeluaran, dan investasi. Pengendalian pengeluaran dan investasi menjadi tolak ukur kekayaan orang karena semakin kita tahu tentang pengeluaran kita, kita akan tahu mana hal yang penting dan tidak penting sehingga akan mendekatkan pada kekayaan, sedangkan investasi menjadi salah satu cara yang menurut penulis ampun untuk meraih kekayaan dibandingkan dengan menabung.

Seseorang untuk dapat mengendalikan pengeluaran mereka harus memiliki mindset dan persepsi yang benar dan dalam buku "Rich Dad and Poor Dad" karya Robert Kiyosaki seseorang dapat meraih kekayaan bukan dengan mengatakan "aku tidak bisa menjadi kaya" dan "aku tidak bisa memberikan lebih kepada keluarga" tetapi orang yang bermindset kaya akan mengatakan "bagaimana aku bisa menjadi kaya? Apa yang harus aku lakukan?" dan "bagaimana aku bisa memberikan lebih kepada keluarga? dan apa yang harus aku lakukan?".

Kekayaan yang diraih dari menabung tidak akan memberikan kekayaan yang sebenarnya karena meski jumlah nominalnya bertambah nilai uangnya telah menurun akibat inflasi, sedangkan dengan investasi dapat mengatasi inflasi tersebut, misalnya jika kita manabung uang Rp 100.000 di celengan dan tahun depan uang itu kita pakai untuk membeli sesuatu maka nilai tukarnya akan menurun akibat inflasi, dan berbeda dengan investasi jika kita investasikan Rp 100.000 dalam komoditi emas, maka ketika harga emas naik maka nilai uang Rp 100.000 akan ikut naik juga. Perlu diketahui bahwa dalam buku "Rich Dad and Poor Dad" menurut Robert Kiyosaki tidak semua aset itu investasi melainkan itu sebenarnya adalah biaya (expense).

Kenapa kita harus kaya? Jawaban yang kita temukan dari pertanyaan tersebut akan menjadi motivasi kita dalam meraih kekayaan, misalnya seseorang harus menjadi kaya karena sejatinya sumber perpecahan dalam keluarga adalah uang yang saat ini sedikit banyaknya terjadi, sehingga masuk akal jika ingin menjadikan keluarga harmonis atau bahagia setidaknya berkecukupan atau bahkan menjadi keluarga yang kaya.

Dewasa ini peribahasa "uang memang bukan segala-galanya tapi segalanya butuh uang" menjadi hal yang masuk akal meskipun terlalu mengejar kekayaan bukan hal yang baik, tetapi selama kita memiliki alasan yang masuk akal kenapa itu mengharuskan kita maka mengejar kekayaan maka akan menjadi hal yang baik. Pengendalian akan pengeluaran dan investasi menjadi hal penting untuk diketahui dan dipahami untuk menghindari peningkatan gaya hidup yang tidak diperlukan akibat kenaikkan pemasukan. Penulis sangat menyarankan kepada para membaca untuk setidaknya membaca tentang buku personal finance agar setidaknya tahu bagaimana meraih kemerdeka keuangan pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun