Saya tidak menempatkan kata jualan di awal pula menyebutnya sebagai cafe buku karena memang fokus utamanya bukan jualan. Saya juga tak perlu merasa kejar setoran karena tanah yang saya gunakan seharusnya milik pribadi atau dengan kata lain saya harus lebih dulu membelinya. Bangunannya pun saya bangun bertahap tanpa berhutang kepada pihak bank. Mungkin desainnya tidak mewah tapi harus unik dan bagus kalau ditangkap kamera. Saya juga berniat memanfaatkan barang-barang bekas untuk penataan interiornya.
Di taman baca saya akan ada banyak tanaman agar memberikan kesan sejuk. Di luar ada beberapa pohon besar sebagai peneduh dan sebagai wujud keseimbangan alam. Yang jelas akan banyak lubang biopori dan resapan air di sekeliling taman.
Area parkir ada di bagian depan taman dengan lantai batu kerikil. Mungkin tidak terlalu besar karena keterbatasan dana sehingga hanya bisa menampung beberapa motor atau 2 atau 3 mobil saja.
Terkadang saya akan membiarkan kucing-kucing saya bermain di halaman atau bersembunyi di balik rak-rak buku. Tentu dengan pengawasan ketat karena saya sedikit overprotected dengan mereka. Sementara itu kucing kampung diijinkan masuk untuk sesekali tiduran atau bermain di halaman (asal tidak menyerang kucing-kucing saya).
Taman baca saya juga akan dilengkapi dengan wifi dan beberapa komputer untuk pengunjung yang mau mencari referensi secara online atau masyarakat sekitar yang ingin belajar mengoperasikannya.
Untuk namanya sendiri saya belum kepikiran tapi kalaupun sudah ada tidak akan saya bocorkan di sini. Tapi logo atau apapun yang berhubungan dengan desain akan saya buat sendiri. Dinding-dinding di ruangan akan saya penuhi dengan hasil gambar saya, terutama kucing-kucing saya.
Warna cat yang akan saya gunakan adalah warna-warna bumi agar lebih menyatu dengan tanaman dan halaman sekitar. Oh ya soal koleksi tentu saya akan menambahnya. Selain koleksi baca saya juga akan membuat sebuah spot kecil bernama "Pojok Beli". Isinya buku-buku indie dari teman-teman yang mau menitipkan karyanya untuk dijual. Saat ini banyak kawan-kawan blogger yang menerbitkan buku sendiri, jadi saya kepikiran untuk membantu memasarkannya.
Seperti itulah kurang lebih gambaran taman baca impian saya. Tidak sekadar taman, saya ingin tempat itu menjadi sebuah taman literasi. Tempat untuk menghidupkan literasi dan mengajak orang-orang sekitar tumbuh bersamanya.
Tempat itu nantinya juga bisa dipakai oleh teman-teman penulis maupun blogger untuk launching buku dengan sewa yang terjangkau tentunya. Saya juga akan membuka kelas dan ruang diskusi kepenulisan maupun bedah buku yang akan dijadwalkan secara rapi. Beberapa mahasiswa sastra atau kawan-kawan yang mau menyedekahkan ilmunya bisa sesekali mengisi ruang kelas itu. Semua orang, tua muda, besar kecil tanpa syarat apapun bisa datang dan ikut belajar maupun berdiskusi di sana secara gratis.
Saya akan menyusun program-program yang menarik seperti membuat lomba-lomba menulis, mengumpulkan penulis-penulis baru untuk bersama-sama menyusun antalogi dan memasarkan buku yang kami terbitkan sendiri di Pojok Beli. Meski saya hanya pernah bekerja dibagian tim marketing di sebuah penerbit buku tapi jauh sebelum itu setidaknya saya pernah ada pengalaman organisasi dipers kampus sebagai pimred dan reporter. Saya sedikit tahu tentang bagaimana cara menyusun majalah sendiri, mendesain covernya dan sedikit editing atau mengoperasikan Corel Draw.Â
Rasanya semua sempurna, saya hanya perlu menyusunnya kembali secara lebih detail. Semua ini akan segera terwujud jika uang terkumpul dan lokasi yang saya maksud ditemukan. Sayangnya 2 hal itu bukan sesuatu yang mudah digapai hanya dengan bermimpi. Saya harus bekerja lebih keras dan bukan hanya berimajinasi. Sekali lagi ini hanya sebuah tulisan imajinasi mendirikan taman baca impian.Â