Mohon tunggu...
Ire Rosana Ullail
Ire Rosana Ullail Mohon Tunggu... Lainnya - irero

Blogger yang sedang mencari celah waktu untuk membaca buku | Temui saya di tempat lain -> irerosana.com atau email : irerosana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Imajinasi Mendirikan Taman Baca Impian

3 Februari 2025   18:00 Diperbarui: 3 Februari 2025   18:12 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi di dalam ruang baca (dokpri/irerosana)

Hari ini saya akan membiarkan salah satu impian saya diketahui orang. Resikonya impian saya mungkin akan ditiru,  diambil atau malah ditertawakan. Saya akan membiarkan semua itu terjadi tanpa rasa malu pula ragu.

Ini tentang sebuah impian yang bahkan hingga usia saya hampir mencapai 40 tahun (dalam beberapa tahun ke depan) belum juga mampu saya wujudkan. Sebuah impian yang membuat setiap pagi serasa berarti dan rasa lelah buru-buru menepi. Sebuah impian yang menjawab pertanyaan-pertanyaan konyol seperti, "untuk apa saya harus hidup lebih lama?" atau berharap bahwa perubahan di dunia literasi itu bisa saja terjadi.

Mungkin ini terdengar klasik bagi sebagian orang, tapi saya ingin punya sebuah taman baca. Sebuah taman baca dengan bangunan yang tidak cukup besar tapi punya halaman rumput di sampingnya. Nantinya semua buku-buku koleksi saya akan ada di sana.

Rumah saya yang sekarang tidak terlalu besar. Saat ini buku-buku itu saling berdesakan di rak kamar tidur utama. Belakangan rak-rak itu jadi semakin penuh. Jika saya menambah jumlah rak maka kamar akan bertambah sesak tapi jika di taruh di luar kamar maka akan jadi santapan ringan kucing-kucing saya ketika bermain ataupun berak (itu mengerikan).

Mungkin sejak itulah impian untuk punya taman baca itu kembali muncul. Atau bisa juga ketika saya melihat sebuah tayangan di Youtube tentang sebuah taman baca di daerah Magelang. Desain bangunannya, penataannya, halamannya persis seperti yang saya inginkan. Mungkin sejak itu saya kembali ingin punya sebuah taman baca. 

Entah sejak kapan tepatnya.

Taman baca saya nanti terletak di sebuah perkampungan yang masih asri. Masih rindang dan banyak pepohonan namun tidak jauh dari Ibu Kota, eh maksud saya Jakarta. Tanahnya cukup luas karena berada di perkampungan. Luas area yang dibangun hanya setengahnya dan sisanya adalah halaman dengan rumput jepang dengan batu kali di sekelilingnya.

Saya belum memutuskan apakah saya juga akan tinggal (tidur) di sana atau tidak tapi yang jelas saya akan bekerja dan menulis sembari menungguinya. Itu bukan hanya sebuah taman baca tapi tempat sederhana yang nyaman untuk pengunjung membuat tugas, berselancar di dunia maya atau menyepi dengan diri mereka sendiri.

Mereka akan suka berlama-lama di sana dan pastinya akan haus dan lapar. Jikalau sudah begitu mau tak mau saya akan menjual aneka makanan dan minuman. Masalahnya saya tak suka dan tak bisa minum kopi di sisi lain kopi adalah kawan terbaik para pembaca buku dan penulis cerita.

Dari situ ada baiknya mulai sekarang saya belajar meracik kopi dan cara menggunakan mesin kopi. Saya juga akan menjual aneka makanan ringan dan kue-kue yang saya buat sendiri. Saya cukup mahir membuat beberapa  kue (setidaknya menurut saya).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun