Ibu-ibu di desa Talangagung, Kab. Malang, Jawa Timur tidak khawatir jika pasokan gas elpiji tengah langka. Mengapa? Karena masyarakat bersama pemerintah setempat melalui TPA (Tempat Pembuangan Akhir) telah berhasil mengelola sampah menjadi Energi Baru Terbarukan (EBT).
Yah, itulah salah satu bentuk edukasi yang saya dapat ketika berkunjung ke TPA Wisata Edukatif Talangagung di kabupaten Malang. TPA ini berhasil mengolah sampah rumah tangga melalui metode controlled landfill yang menghasilkan gas metana yang bisa digunakan sebagai bahan bakar terbaru yang  ramah lingkungan.
Bayangan kita ketika berkunjung ke TPA adalah bau sampah yang menyengat bahkan sebelum sampai ke gerbang utama. Namun berbeda degan TPA Talangagung, udara sejuk serta rimbun pepohonan justru menyambut pengunjung yang datang. Jika dilihat, TPA ini memang lebih mirip sebuah taman dibanding Tempat Pembuangan Akhir Sampah.
Peran aktif TPA Talangagung untuk melakukan pengolahan sampah dimulai dari disahkannya UU No. 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah. Dari UU tersebut, definisi TPA yang semua adalah Tempat Pembuangan Akhir pun berubah menjadi Tempat Pemprosesan Akhir Sampah.
TPA sendiri disinyalir sebagai tempat penumpukan gas metana (CH4). Gas ini memiliki karakteristik tidak berwarna, tidak berbau dan terdiri dari satu atom karbon dan empat atom nitrogen dan mudah terbakar. Kabar buruknya lagi, gas metana merupakan Gas Rumah Kaca (GRK) yang menjadi salah satu sumbangsih terjadinya pemanasan global dan kerusakan lapisan ozon.
Permasalahan lain adalah jumlah sampah yang datang ke TPA Talangagung dari daerah sekitar setiap harinya mencapai 150 -- 200 ton per hari. Jika dibiarkan maka dalam kurun waktu tertentu akan terjadi over kapasitas. Bertolak dari kondisi ini, upaya inovasi bukan lagi soal regulasi namun sudah menjadi kebutuhan mendesak.
Dengan pengendalian dan pemafaatan gas metane (CH4), disertai berbagai inovasi dan teknologi tepat guna yang aplikatif diharapkan dapat mengurangi pencemaran lingkungan dan effect global warming.
TPA Talangagung sendiri sudah memenuhi prasarat komponen ideal untuk melakukan inovasi ini di antaranya; terdapat green belt atau tanamanan hijau yang mengelilingi TPA tersebut, terdapat buffer zone atau zona penyangga, garasi alat berat, sumur pantau, pagar drainase serta kebun pembibitan tanaman.