Sama halnya dengan karakter Pak Yoram dalam film Jatuh Cinta Seperti di Film Film yang sempat pesimis, saya pun berpikir, bisakah film dengan visual hitam putih dihadirkan di tengah suguhan dunia digital yang penuh warna seperti sekarang? Sebagai tambahan informasi, karakter Pak Yoram di film Jesedef (singkatan penyebutan untuk Jatuh Cinta Seperti di Film-Film) ceritanya adalah seorang produser film.
Faktanya ternyata tak cuma saya dan Pak Yoram saja yang awalnya meragukan soal visual hitam putih, Ernest Prakarsa sebagai produser film Jesedef pun sempat ragu. Bagaimana cara jualannya dan apakah dengan cerita yang menarik bisa menembus barier mengenai stigma film hitam putih? Ungkapnya dalam bincang ringan di Hype Talk, kompas.com.
Film Jesedef 80%nya memang menampilkan visualisasi dalam format hitam putih. Suatu hal yang sedikit riskan dan jarang ditemukan dalam perfileman Indonesia. Satu - satunya film bervisual hitam putih di Indonesia yang saya tahu adalah film "Siti" yang dirilis tahun 2014 dan disutradarai oleh Eddie Cahyono.
"Ini serius tampilannya bakal hitam putih terus?" tanyaku kepada kawan di sebelah setelah satu jam film berjalan dan belum ada tanda-tanda warnanya akan dipulihkan.
Ternyata setelah diikuti hingga akhir, format hitam putih tersebut adalah bagian dari story telling yang bertujuan untuk memudahkan penonton membedakan mana adegan dalam script dan mana yang bukan.
Sebagai tambahan informasi lagi, Jesedef memang berkonsep film di dalam film. Film ini bercerita mengenai seorang penulis script film bernama Bagus yang tengah memperjuangkan script buatannya untuk difilmkan. Karena bercerita mengenai seorang penulis film, bisa dibilang film ini cukup personal.
Yandi Laurens selaku sutradara dan penulis pun memiliki alasan tersendiri terkait visualisasi hitam putih yang ia pilih. Ia mengintepretasikan kedukaan dalam warna hitam dan putih. Hal itu bermula ketika ia harus kehilangan ayah dan kakak perempuannya dalam jarak waktu yang cukup dekat. Yandi melihat dunia ibunya seolah hitam putih pasca rentetan peristiwa yang terjadi.
Sebetulnya kehadiran film berwarna hitam putih di era modern ini bukan pertama kalinya. Sudah ada beberapa film internasional yang sengaja dibuat dengan visual hitam dan putih. Salah tau contohnya adalah film asal Polandia berjudul "Ida" (2013) yang disutradarai oleh Pawel Pawlikowski. Film ini berlatar belakang suasana dan kondisi Polandia pada tahun 1962. Format hitam putih sendiri dipilih untuk menonjolkan setting tahun 1962 agar terasa lebih nyata.
Tidak menjadikannya buruk, film Ida justru menerima banyak penghargaan seperti Academy awards untuk Best foreign Language Film (2015), European Film Academy kategori Best Film (2014), British Academy of  Film and Television Arts kategori Best Film Not in The English Language (2016) dan lain sebagainya.
Alasan berbeda digunakan oleh film asal America Serikat "Phsyco" yang dibuat tahun 1960 di mana pada masa itu publik dinilai belum siap melihat adegan penuh lumuran darah. Film Phsyco sendiri bercerita mengenai  seorang psikopat yang diadaptasi dari novel "phsyco" karya Robert Bloch.