Mohon tunggu...
Ire Rosana Ullail
Ire Rosana Ullail Mohon Tunggu... Blogger - irero

Content Writer | Sosial Budaya | Travel | Humaniora | Lifestyle | Bisnis | Sastra | Book Sniffer | Bibliophile | Bibliomania | Tsundoku | email : irerosana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Gowes Tipis-Tipis Cari Takjilan Sembari Menunggu Bedug Maghrib

13 April 2023   10:23 Diperbarui: 13 April 2023   10:24 973
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berfoto di depan Setu Rawakalong (Dok.Pribadi/Ire Rosana Ullail)

Puasa tidak menjadikan rutinitas olahraga kita terhenti, bukan? Salah satu olahraga sekaligus hobi yang saya bina sejak pandemi hingga sekarang adalah bersepeda.

Yup, pandemi mempertemukan saya dengan hobi baru, hobi yang orang bilang dadakan tapi alhamdulillahnya cocok hingga sekarang. Meski awalnya disepelekan karena dikira hanya ikut-ikutan tren tapi ternyata bersepeda berhasil menjadi salah satu hobi baru saya yang menyenangkan.

Dulu semasa pandemi, saya bersepeda dengan rute yang lumayan jauh, bahkan hingga Bogor dan km 0 Sentul. Kala itu jalanan lumayan ramah pesepeda dan banyak pula rekan-rekan gowes lain di sepanjang jalan sehingga membuat diri semakin bersemangat.

Ketika pandemi berakhir dan jalanan mulai kembali padat, saya mencoba mencari rute yang cukup sepi dan tidak terlalu jauh. Yang penting tetap rutin dilakukan dan ada gerak di badan.

Memasuki bulan ramadan saya tetap ingin sepedaan. Jika hari biasa saya lakukan di pagi hari maka ketika ramadan saya memilih sore hari, itu pun gowes tipi-tipis, santai ke tempat yang tidak terlalu jauh sekalian cari takjilan.

Saat ngabuburit jalanan lumayan padat sehingga saya memilih rute paling dekat. Tak jauh dari tempat saya tinggal ada sebuah setu yang jalannya sudah lumayan rapi namanya Setu Rawakalong. Setu tersebut dulunya terbengkalai tapi beberapa waktu setelah Ridwan Kamil menjabat sebagai gubernur Jawa Barat, mulai dilakukan revitalisasi.

Kini setu tersebut sudah menjadi ruang publik baru bagi warga di daerah saya. Setiap sore banyak warga mengunjunginya hanya untuk jogging, bersepeda atau sekadar mencari udara segar. Jalan utama di sekitar setu selalu banyak pedagang terlebih saat bulan ramadan.

Aneka penjual makanan seperti ketoprak, cilok, siomay, batagor serta aneka takjil sudah memadati kanan kiri jalan sedari pukul 3 sore.

Saya sendiri suka bersepeda mengelilingi setu 3 hingga 4 kali. Jumlah tersebut sudah cukup membuat saya berkeringat dan merasa fresh.

Kala weekend saya akan mengambil rute lain yang sedikit lebih jauh yaitu ke masjid At-Thohir yang jaraknya kurang lebih 4,1 km artinya, jika pulang pergi saya sudah menempuh jarak kurang lebih 8 km-an.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun