Mohon tunggu...
Ire Rosana Ullail
Ire Rosana Ullail Mohon Tunggu... Lainnya - irero

Blogger yang sedang mencari celah waktu untuk membaca buku | email : irerosana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Kisah Anak 12 Tahun yang Mengorbankan Diri demi Menyelamatkan Teman-Temannya

9 April 2023   14:00 Diperbarui: 9 April 2023   14:18 1920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Fauzi yang menyelamatkan teman-temannya dari reruntuhan (TikTok DAAI TV)

Untuk belajar makna hidup, saya ingin mengajak pembaca flashback sekilas ke tahun 2022 tepatnya tanggal 8 bulan November.  Ada sebuah sekolah bernama SD Muhammadiyah Bogor yang terletak di Playen, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pagi itu SD Muhammadiyah Bogor sudah ramai suara murid yang hendak memulai pembelajaran. Tentu saja tak ada satupun dari mereka berpikir bahwa mereka akan mengalami peristiwa naas ketika tengah duduk menimba ilmu di dalam kelas.

Pikir saya mereka pasti sedang semangat-semangatnya berangkat sekolah untuk bertemu dengan teman-teman serta menunggu bel istirahat berbunyi agar bisa bermain di halaman dan menghabiskan uang jajan untuk membeli sesuatu.

Saat itu masih pukul 07.00, anak kelas 6 tengah berada di lantai 2 untuk belajar seperti biasanya. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh, rupanya atap kelas mereka roboh dan langsung menimpa anak-anak yang tengah belajar.

Saya tidak bisa membayangkan bagaimana paniknya anak-anak kelas 6 SD yang tengah asik belajar harus tertimpa dan terjebak atap yang roboh secara tiba-tiba.

Di kondisi itulah nama Fauzi muncul. Ia adalah salah satu korban dari peristiwa runtuhnya atap SD tempatnya menimba ilmu. Fauzi yang kala itu berusia 12 tahun dengan tangan dan badan kecilnya berusaha menahan reruntuhan besi agar kawan-kawannya bisa lewat dan selamat.

Pengorbanan Fauzi tak sia-sia karena kawan-kawannya berhasil selamat.

Sayangnya, setelah mendapat perawatan dari tim medis, Fauzi yang awalnya sempat membaik malah kondisinya semakin menurun dan akhirnya dinyatakan meninggal di RSUD Wonosari sekitar pukul 20.45 WIB di hari yang sama. Ia mengikuti jejak sang ayah yang meninggal 40 hari sebelumnya.

Anak sekecil itu yang di jaman ini seharusnya tengah asik bermain mobile legend atau belajar sesuatu dari Youtube, harus meregang nyawa demi menyelamatkan teman-temannya.

Fauzi mungkin saja punya sebuah cita-cita tinggi, ingin menjadi pilot, ingin menjadi guru, ingin menjadi menteri dan bahkan ingin membahagiakan ibunya, namun ia harus kehilangan itu semua demi bisa menyelamatkan teman-temannya.

Anak sekecil itu mengajari kita semua arti pengorbanan, bahwa hidup haruslah bermakna dan bermanfaat untuk orang lain.  Anak sekecil itu telah menampar kita semua orang dewasa yang selama ini masih saja memikirkan tentang diri sendiri. Ia mengajari kita bahwa hidup tidak melulu soal diri sendiri.

Fauzi juga mengingatkan saya dulu sewaktu masih duduk dibangku sekolah. Banyak sekali momen indah bersama teman-teman. Kala itu kami mudah saja untuk berbagi. Punya permen dibagi, punya mainan saling meminjami, ringan tangan dan selalu ada untuk teman-teman.

Pertemanan seorang anak kecil lebih tulus, mereka tidak berpikir status sosial dari teman-temannya, yang mereka tahu adalah mereka melalui hari dan mendapat PR yang sama.

Berbeda hal setelah dewasa, kita mulai itung-itungan, berteman pun mulai pilih-pilih. Si ini tidak selevel, si itu bukan kelasku dan lain-lain.

Kita mulai berkumpul dengan orang-orang selevel pendapatan dan selevel pekerjaan. Kita mulai overprotected terhadap harta-harta kita dan menaruh curiga kepada orang-orang yang mendekat.

Kita mulai takut dikategorikan ke dalam kelompok orang-orang yang tidak sukses alias gagal. Kita mulai membentengi diri, mencari harta sebanyak-banyaknya dan lupa akan salah satu tujuan sederhana hidup yaitu bermanfaat untuk orang lain.

Sebagaimana Rasulullah SAW pernah bersabda, "Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi  manusia lainnya,"(HR. Ahmad.)

Masyaallah..! Fauzi telah berhasil menjadi manusia yang bermanfaat. Pengorbanannya mengingatkan kita yang masih punya kesempatan untuk menjalani hidup dengan sebaik-baiknya dan bermanfaat untuk orang lain.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun