Saya berhutang banyak dengan mushola kecil ini. Sayangnya, semakin dewasa saya semakin jarang mengunjunginya. Ketika kuliah saya lebih banyak menghabiskan waktu di kota Semarang begitupun ketika sudah bekerja. Ketika menikah saya pindah ke Ibu kota dan semakin mustahil untuk mengunjunginya. Kondisi membuat saya seolah tak memiliki kesempatan untuk membayar hutang-hutang dengan memakmurkannya.
Dalam perjalanan hidup saya, banyak masjid besar yang telah saya kunjungi, entah dalam rangka singgah untuk salat ataupun sekadar berwisata. Sebutlah Masjid Agung Demak, Masjid Tuban, Masjid Dian Al Mahri, Masjid Istiqlal, Masjid Baiturrahman Semarang, Masjid Mangkunegaran Solo, Masjid Agung Jawa Tengah, dll.
Semua indah dan megah, semua menarik dan mengantri untuk diceritakan. Tapi tak adil rasanya jika mushola Al-iman tidak menjadi bagian dari tulisan-tulisan saya. Biar bagaimanapun, saya telah belajar banyak ilmu di sana.
Entah bagaimana nasib Mushola Al-iman di tengah pandemi ini, mungkin juga sepi seperti masjid-masjid yang lain. Rupanya kabar meme-meme yang bertebaran itu benar, pandemi membuat kita merindukan masjid. Mungkin juga ini peringatan Tuhan, apa perlu dijauhkan agar bisa dirindukan?
Semoga pandemi ini cepat berakhir ya, agar masjid dan mushola kembali ramai dan anak-anak kembali mengaji di sore hari. Salam hangat selalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H