Untuk teman-teman semua yang tengah berikhtiar dengan berada di rumah saja, mari kita saling menguatkan. Berada di rumah bagi sebagian orang memang idaman.Â
Sebutlah anak kecil yang girang mendengar mereka tak harus pergi ke sekolah dan pekerja yang riang mendengar mereka tak harus datang ke tempat kerja. Memang terdengar menyenangkan meski kenyataan sebenarnya tak semudah dan seindah itu.
Kita di rumah bukan untuk liburan tapi karena di kepung wabah menular. Sampai di tahap ini, saya rasa semua orang mulai menyadari betapa mereka merindukan hari-hari seperti sediakala. Anak-anak bersekolah seperti biasa, para pekerja bekerja seperti biasa dan ibu-ibu ke pasar seperti biasa, tanpa ada ketakutan, tanpa ada larangan berjabat tangan, tak ada anjuran selalu cuci tangan pula tak harus menjaga jarak dengan sesama.
Sampai di sini kita sepakat bahwa ada yang lebih indah dari sekadar berada di rumah yaitu kebebasan. Satu hal kecil yang mungkin baru kita sadari keberadaannya setelah hadirnya wabah covid -19.Â
Rupanya lelah dari bekerja setiap hari  yang dulu kita rasakan itu anugerah. Rupanya, belajar kelompok dan bermain bersama teman seusai sekolah itu adalah hadiah.
Saya tahu berada di rumah bagi mereka yang terbiasa bekerja di lapangan atau terbiasa pergi ke sana ke mari itu sangat tidak mudah. Sehari mungkin menyenangkan, tapi lebih dari seminggu semua terasa mulai membosankan.
Di satu sisi, kita dianjurkan untuk tetap sehat dan menjaga imunitas tubuh ketika berada di rumah. Di sisi lain kita sadar bahwa ternyata bercengkerama dengan tetangga, salat berjamaah di masjid, arisan bulanan keluarga yang dulu sering kita lakukan adalah salah satu jalan menuju sehat jiwa dan raga.
Yang paling menyedihkan lagi dari masa pandemi ini adalah tidak adanya mudik lebaran. Beberapa gubernur seperti Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo sudah mengeluarkan himbauan untuk tidak mudik. KAI juga sudah mulai mengurangi jumlah keberangkatan KA.
"KAI mengurangi perjalanan sebanyak 103 perjalanan per hari mulai 2 april 2020, sehingga julmah perjalanan KA perharinya turun dari 532 KA perhari menjadi 429 KA per hari," ujar VP Public Relations KAI Yuskal Setiawan. (Kai.id)
Perhari ini pula saya resmi membatalkan tiket mudik pulang-pergi agar dapat pengembalian 100%. Pupus sudah harapan untuk bisa berlebaran dengan keluarga di kampung. Sepertinya tahun ini akan menjadi tahun pertama berlebaran tanpa keluarga dan tanpa kampung halaman bagi saya.
Rasanya sedih dan sakit, tapi sekali lagi kita harus tetap kuat dan sadar diri, bahwa pengorbanan kita ini adalah untuk kebaikan semua orang.