Banjir lagi... Banjir lagi....Â
Mohon maaf teman-teman untuk beberapa hari ke depan sepertinya timeline Anda, judul-judul berita serta status Whatsapp akan dipenuhi berita Jakarta banjir lagi.
Rupanya banjir awal tahun ini baru tahap 1. Hari ini Jakarta kembali tergenang air. Sebetulnya beberapa hari sebelumnya banjir datang ke sejumlah titik di daerah Jakarta, namun kali ini sepertinya lebih merata. Â
Mudah saja saya menilainya. Kalau tempat saya banjirnya sampai masuk ke rumah berarti titik banjir Jakarta pasti lebih banyak.
Padahal hari Minggu lalu saya dan teman-teman Click Kompasiana tengah menyaksikan perumahan Jakut yang terendam banjir dari balik jendela LRT. Rupanya hujan deras malam minggu lalu merendam jalan-jalan di perumahan yang kami lihat. Beruntung daerah saya aman, pikir saya kala itu.
Melihat kondisi pagi ini yang ketinggian airnya hanya terpaut beberapa cm dari banjir awal tahun, saya jadi berpikir, bagaimana nasib perumahan - perumahan yang kemarin kami lalui? Duh.
Berbeda dengan  banjir awal tahun, kali ini saya lebih sigap. Sejak pukul 2 pagi kami sudah berbenah, barang- barang di naikkan ke titik yang tak terjangkau air. Semua ember dan bak di lantai atas saya isi air agar tak kekurangan air  bersih seperti banjir sebelumnya.
Setelah semua beres saya juga sempat mandi pagi, mengingat saat banjir lalu listrik dipadamkan dan kami baru bisa mandi pukul 10 malamnya.
Sepertinya banjir kali ini akan surut lebih cepat dari sebelumnya. Namun yang masih tetap tidak bisa dilakukan adalah kegiatan buang air besar, maklum WC terendam sementara kamar mandi lantai atas hanya dikhususkan untuk mandi.
Mengapa masih ada yang berjualan saat banjir? Saya mendapati pertanyaan semacam itu dari seorang teman yang melihat status Whatsapp saya pagi ini. Mungkin banyak dari teman-teman heran kena banjir kok masih ada yang sempat berjualan makanan?
Sebetulnya begini, alasan pertama mereka yang biasa berjualan pagi pasti sudah mempersiapkan dagangan sedari semalam sebelumnya. Dan ketika banjir tiba pastinya mereka lebih dulu menyelamatkan barang-barang baru membuka lapak jualan.