Tulisan terbaru Dahlan Iskan di blog disway.id yang berjudul "Saibun Galau" menuai banyak respon negatif dari pembaca. Isinya antara lain kasus yang menimpa Reynhard Sinaga yang kini tengah hangat diperbincangkan.
Dalam tulisan tersebut Dahlan Iskan mencoba bercerita mengenai background keluarga dan runut kejadian yang menimpa Reynhard Sinaga namun, banyak dari pembaca beranggapan bahwa tulisan tersebut sekelas berita gossip bahkan ada yang mengatai sampah. Pasalnya Dahlan Iskan dinilai terlalu berlebihan dalam mengekespos keluarga Reynhard.
Kalimat-kalimat yang dinilai kontroversi mengenai keluarga Reynhard antara lain soal bisnis ayahnya. Di mana disebutkan bahwa ayahnya memiliki persewaan gedung pernikahan, namun keluarga Reynhard tak pernah sekalipun menggunakan gedung sendiri untuk pesta pernikahan anak sendiri (maksudnya adalah Reynhard dan adiknya masih melajang.)
Disebut pula mengenai profesi adik Reynhard dan kondisi fisiknya. Oleh pembaca kalimat tersebut disebut sebagai bentuk dari Body shaming dan dinilai kurang etis untuk disampaikan.
Tulisan "Saibun Galau" juga tak lepas dari kritikan EYD. Selain itu ada pembaca yang merasa tulisan tersebut terkesan sentimen terhadap keluarga Sinaga dan mengumbar secara vulgar kelainan seks orang yang bersangkutan.
Tulisan berjumlah 1400-an kata tersebut dikemas dengan gaya bercerita ilustratif. Tebakan saya, mungkin agar kesan yang didapat pembaca lebih dekat, mengena dan dramatis.Â
Namun memang banyak hal mengganjal ketika saya membacanya. Banyak poin-poin yang seharusnya tak perlu disampaikan, ada juga poin yang penyampainnya kurang tepat dan ada pula data yang tidak sesuai dengan fakta.
Dalam konteks ini, kedewasaan dalam menulis sangat diperlukan. Terlebih untuk sosok sekelas Dahlan Iskan. Dewasa artinya bisa menempatkan setiap kata dan fakta dengan benar dan tepat, menakar etis dan tidaknya sesuatu untuk disampaikan dan memperkirakan akibat yang mungkin akan ditimbulkan.
Bila dirunut ke belakang, awal mula menulis di blog tersebut adalah ajakan dari sahabatnya, Joko Intarto. Ia dengan gigih merayu Dahlan Iskan untuk kembali menulis dan mengeluarkan ide out of the box-nya.Â
Ajakan tersebut ditanggapi dengan jawaban " saya hanya akan menulis 10 artikel saja." Â Informasi tersebut saya peroleh dari keterangan di blog dengan judul "Habis JP terbitlah Disway"