Menjelang lebaran, di setiap pasar muncul penjual bunga dadakan, di daerah saya namanya pasar kembang (pasar bunga). Jenis yang dijual macam-macam, ada mawar tabur, aneka bunga buket, bunga plastik dan bunga kantil.Â
Sebelum hari raya, masyarakat melakukan ziarah kubur atau kalau di jawa namanya Nyekar. Nyekar yaitu mengunjungi makan sanak keluarga, kerabat yang sudah berpulang lebih dulu untuk dikirimi doa.
Tradisi tersebut masih dipegang kuat oleh masyarakat, oleh karenanya, penjualan bunga selalu laris manis menjelang lebaran. Bunga-bunga mawar tabur, selasih, irisan pandan dan kantil biasanya menjadi komponen utama untuk Nyekar.
Bunga-bunga tersebut berbau wangi, konon katanya, malaikat menyukai wangi-wangian. Zaman dahulu parfum belum familiar, maka digunakanlah wewanginan yang bersumber dari bunga-bunga.
Itulah mengapa bunga-bunga dengan aroma kuat seperti yang saya sebut tadi banyak dijual di area pemakaman.
Pembeli bunga buket punya tujuan lain, banyak dari mereka membeli bunga buket untuk hiasan lebaran.
Sama halnya dengan bunga plastik yang nantinya akan digunakan untuk menghias ruang tamu. Memilih menghias dengan bunga asli atau palsu adalah pilihan masing-masing orang.
Menjelang hari raya, harga di pasar bunga Bandungan meningkat hingga dua kali lipat. Satu buket bunga Crisan yang dihari biasa dibandrol 5 ribu hingga 7 ribu rupiah meningkat menjadi 22 ribu rupiah.
Pasar bunga Bandungan buka setiap hari, hanya saja saat menjelang lebaran, jumlah stok dan penjualan meningkat drastis.
Informasi dari penjual, bunga yang dijual di sana berasal dari kawasan Bandungan sendiri. Selain menjual bunga, kawasan Bandungan yang sejuk dan dingin juga dikenal sebagai tempat yang cocok untuk menanam bunga dan sayuran.