Mohon tunggu...
Cyntia Dewi
Cyntia Dewi Mohon Tunggu... Guru - Guru

literasi Bersama

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Antara Masa, Realita, dan Perintah-Nya

26 November 2022   19:09 Diperbarui: 26 November 2022   19:13 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ku lintasi pijakan...

Ku tempuh jalan ditemani matahari, dengan lumuran keringat membasah bumi
Angin begitu kencang
Fondasi hampir berguguran
Apakah kau tidak melihat org seblum kamu??
Padahal itu bukan ilusi
Sebuah realita!
Tapi nyatanya mereka menganggap syair belaka
Belakangan ini aku tertipu fatamorgana.
Karena terlalu mendamba
Hampir ku lupa siapa prioritas utama.
Kini ku pejamkan mata ku kuatkan asa untuk ku pulang kepada NYA.
Sungguh aku tak mampu berpura.
Hanya ingin tenang dan mengikuti NYA.
Takkan habis jika kau cari yang menyilaukan mata.
Bukan sekarang ragamu terasa.
Nanti, nanti saat tua renta
Dan sebenarnya
Semua seperti panggung sandiwara.
Aku ingin menemukan dia yg membawa asa hingga ke Syurga NYA.

Batam, 26 November 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun