Mohon tunggu...
Nurul fajar
Nurul fajar Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

Hallo semuanya selamat datang, terimakasih telah berkunjung ke profile kami!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Media Sosial terhadap Komunikasi Politik Partai Pemilu 2024

19 November 2024   20:10 Diperbarui: 19 November 2024   20:50 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Partai B menggunakan media sosial untuk menyerang lawan politik, dengan 55% pos berisi kritik.

Partai C mengintegrasikan pemasaran influencer untuk menjangkau audiens muda melalui konten yang lebih kasual.

Pembahasan

penggunaan media sosial oleh kandidat dan partai politik:

 Penggunaan media sosial oleh kandidat dan partai politik telah mengubah paradigma komunikasi politik modern. Dengan kemajuan teknologi, media sosial menjadi alat komunikasi yang ampuh, memungkinkan pemilih berinteraksi langsung dengan kandidat. Di Indonesia, dengan sekitar 167 juta pengguna media sosial, kandidat dan partai politik harus memanfaatkan platform ini. Penggunaan media sosial dalam kampanye terbukti meningkatkan partisipasi pemilih, karena pengguna lebih terlibat dalam wacana politik dan menyebarkan informasi pemilu, sekaligus mendorong komunikasi antara individu yang sehati.

Pengaruh Media Sosial terhadap Preferensi Pemilih: Penelitian menunjukkan bahwa media sosial memainkan peran penting dalam membentuk preferensi politik pemilih. Interaksi positif dan informatif dari partai politik lebih efektif menarik minat pemilih dibandingkan strategi menyerang, sejalan dengan teori komunikasi yang menekankan pentingnya membangun kepercayaan.

Strategi Kampanye yang Efektif: Strategi yang menekankan nilai-nilai positif dan partisipasi pemilih lebih berhasil memengaruhi keputusan pemilih. Partai yang memanfaatkan sifat interaktif media sosial dan konten relevan cenderung mendapatkan engagement lebih tinggi, sesuai dengan teori pemasaran modern yang menekankan hubungan dengan audiens.

Peran Media Sosial dalam Disinformasi: Meski media sosial menawarkan peluang, risiko penyebaran disinformasi juga dihadapi. Responden yang terpapar berita negatif tidak diverifikasi menunjukkan ketidakstabilan dalam preferensi politik. Oleh karena itu, strategi komunikasi politik harus mencakup upaya untuk mengatasi dan mendidik pemilih mengenai disinformasi.

Keterhubungan Emosional: Keterhubungan emosional antara pemilih dan partai politik yang aktif di media sosial menunjukkan pentingnya elemen humanis dalam komunikasi politik. Partai perlu menonjolkan kepribadian dan nilai-nilai mereka untuk menciptakan ikatan kuat dengan pemilih, sesuai dengan teori hubungan sosial yang menekankan empati.

Kesimpulan

Media sosial berperan penting dalam membentuk strategi komunikasi politik partai di Indonesia menjelang Pemilu 2024. Dengan kemampuannya menjangkau audiens yang luas dan memfasilitasi interaksi langsung, media sosial menjadi alat strategis yang krusial dalam kampanye politik. Partai yang efektif memanfaatkan platform ini dapat menyampaikan pesan yang relevan, serta menghadapi tantangan seperti disinformasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun