Mohon tunggu...
Zainal A. Latar
Zainal A. Latar Mohon Tunggu... karyawan swasta -

selalu sederhana, dan menginginkan banyak teman..menulis untuk kemanusiaan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rupiah vs Dolar

22 Desember 2014   04:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:45 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cerita rumah kopi menjelang petang

Minggu-minggu ini berbagai berbagai berita di media elektronik dan cetak mengindikasikan melemahnya rupiah terhadap dolar.

Si Boteng: kasihan rupiah kita kini mulai melemah dari dolar mungkin karena kurang strategi atau kurang banyak dari segi jumlah atau juga masing-masing lembar rupiah lagi berjuang sendiri-sendiri membuatnya semakin lemah di hadapan dolar seperti zaman kolonialisme dulu dimana tidak bersatunya nusantara menjadi alasan Indonesia gampang dijajah dan ditindas.

Saya rasa tidak begitu, wong dolar di Indonesia juga cuma sedikit, buktinya coba anda tanya semua orang yang nongkrong di rumah kopi ini ada ga yang punya dolar?pasti pada pada ga punya, ujar seorang bapak.

Si Boteng: terus kenapa dolar selalu menguat pak? Ya mereka (dolar) sedikit tapi mungkin karena punya strategi perang mata uang yang baik sehingga menguat, timpa si bapak. Oh gitu, sahut yang lain.

Si Boteng: terus selama ini kenapa rupiah kita tidak punya strategi yang baik juga untuk mengalahkan dolar pak?

Si Bapak: ya karrna seperti yang anda bilang diawal tadi bahwa rupiah itu banyak tapi masih berjuang sendiri-sendiri dan tidak memiliki strategi perang mata uang yang baik.

Si Boteng: berarti sekarang sudah saatnya semua rupiah harus dikumpulkan dan harus dibuat strategi perang gerilya-nya dong untuk melawan dolar ya pak? Si bapak, ya sudah saatnya pemuda-pemuda seperti anda bersemangat kumpulkan rupiah-rupiah itu sebanyak-banyaknya termasuk para elit politik kita yang hobi mengoleksi dolar itu agar rupiah bisa menguat!

Rumah kopi Lela Baru (21/12/2014)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun