Buat kaum nasarani yang bertempat tinggal di kota Metropolitan seperti New York City, perayaan Malam Natal pasti amat meriah diikuti perasaan suka cita yang mendalam.Warga kota yang tidak pernah lelah, walau menganut berbagai macam kepercayaan, malam dan hari Natal dan Tahun Baru nampak menonjol dan berbeda dengan parayaan hari istimewa lainnya.
Tapi kita jangan cepat2 berkata "Merry Christmas" pada bule2, karena banyak dari mereka yang berbeda agama.Pernah saya ucapkan kalimat ini di tempat kerja(super market), dan jawaban si bule,seorang lelaki jangkung dengan ketus membalas:"Merry Christmas yourself,"
Bagaimana yah, kita disuruh si boss ramah pada pelanggang.Kog, jadinya gini?Tapi banyak juga yang baik, dan membalas sambil tersenyum "Merry Christmas too," atau "The same to you,"
Kami  yang bertempat tinggal di Elmhurst, Queens, sebuah perkampungan orang2 China,Spanish,Philipina, dan Indonesia, tentu  memilih gereja yang terdekat buat bermalam natal.Dan pilihan kami jatuh, pada sebuah gereja kecil,terletak hanya beberapa blok dari pondok kami, yaitu:
Escention Church, 86-13 55 th Ave,Elmhurst,NY 11373
Ada kejadian lucu ketika kami(berdua dengan istri) ke gereja pada jam 9.00 pm tadi malam.Lima menit ketika kami tiba, ruang gereja hanya diisi jemaah kira2 6 orang.Lalu tak lama berselang arak2an masuk kedalam sambil menyanyikan lagu2 rohani berbunyi  bahasa Spanish.Tentu kami panik, setelah tanya kiri kanan, rupanya pada jam 9.00 pm  misa diadakan  buat orang Spanish.Misa  umum  berbahasa Inggris  baru diadakan pada jam 12.00 am.Jadinya kami pulang dulu.Untung rumah tidak jauh dari situ.
Perayaan maupun misa malam Natal,di gereja mungil ini, tidak semeriah di gereja besar di kota Manhattan.Suasana disini amat sederhana.Petugas yang mengawal dua pastor cuma dua tiga orang.Lain di Indonesia,kalau ada perayaan khusus kayak gini, petugas pengiring pastor bisa lebih dari sepuluh orang.Ornamen2 penghias ruang altar juga tidak mewah dan gemerlap.
Pastor pemimpin misa orang Philipina di dampingi  pastor dari Afrika.Jadi kita bisa bayangkan logat bahasa Inggris keduanya.Namun umat tidak terlalu mempersoalkan  benar tidaknya pengucapan mereka.Saya tidak pernah mendengar keluhan mengenai yang satu ini.
Misa pun kami lalui dengan khitmat.Bersalam-salaman, berpelukan, lalu menuju kendaraan masing-masing.
Cuaca cerah, dan tidak dingin. Baru  tahun ini malam Natal kami lalui tanpa disiram salju, ataupun  hembusan  angin malam dingin  di musim Winter.
Berdua, kami pulang lagi, berjalan santai sambil ceritera2 ringan  sama  istri tanpa di temani cucu-cucu.